Medan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba, Sumatera Utara, mengajak investor datang ke wilayahnya untuk mengembangkan beberapa potensi yang ada di wilayahnya seperti kawasan agrowisata di Kecamatan Lumban Julu.

"Kami terbuka dengan investor," ujar Kepala Bidang Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Ketenagakerjaan Kabupaten Toba Mery Situmorang dalam Pameran Pekan Inovasi dan Investasi Sumatera Utara di Istana Maimun, Medan, Jumat.

Mery melanjutkan, lahan agrowisata Lumban Julu menawarkan kawasan perkebunan yang dapat dikembangkan menjadi tempat peristirahatan (rest area).

Di sana, kata dia, sudah tersedia lahan penanaman komoditas seperti kopi sehingga investor dapat membuat satu tempat yang menyediakan layanan mulai dari penanaman hingga penyeduhan kopi.

Adapun luas lokasi agrowisata Lumban Julu itu disebut Mery memiliki luas sekitar 8,6 hektare.

Lahan tersebut pun dipastikannya "clear and clean" karena memiliki sertifikat hak milik (SHM) Pemerintah Kabupaten Toba. Namun, Mery mengakui lahan itu belum memiliki IPRO (Investment Project Ready to Offer) karena terkendala biaya.

"Untuk mendapatkan IPRO, biayanya bisa Rp400 juta-Rp500 juta," tutur Mery.

Meski demikian, dia menyebut saat ini agrowisata Lumban Julu tengah mengikuti penyaringan proyek strategis yang diadakan Bank Indonesia.

Kalau masuk peringkat lima besar, Mery mengatakan bahwa Pemkab Toba akan diundang untuk menemui sekitar 70 investor di Jakarta yang berpotensi menanamkan modal di Lumban Julu.

"Sekarang kami di posisi 15 besar," kata dia.

Bukan cuma lahan agrowisata di Lumban Julu, Mery menyebut pihaknya pun memiliki satu proyek lain yang ditawarkan untuk investor yaitu Kawasan Pariwisata Terpadu di Lumban Pea, Kecamatan Balige.

Akan tetapi, dia menambahkan, SHM kawasan seluas 58 hektare tersebut masih dalam pengurusan Pemkab Toba.

Selain investasi agrowisata, Mery memaparkan bahwa wilayahnya memiliki keunggulan dalam komoditas kopi yang dikelola sejumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memerlukan suntikan investasi. Tercatat, dia menuturkan, sampai saat ini ada 34 UMKM yang berkaitan dengan kopi di Toba baik jenis arabika maupun robusta.

Kemudian, ada pula losion antinyamuk buatan siswa SMP Negeri 1 Siantar Narumonda yang berasal dari tumbuhan Persicaria maculosa atau oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama tuba saba.

Losion yang juga berjenama "Tuba Saba" itu mendapatkan medali emas dalam kompetisi "Youth International Science Fair" pada tahun 2022.

"Kami masih menjajaki apakah ada perusahaan yang tertarik mengembangkan 'Tuba Saba' ini," ujar Mery.

Pekan Inovasi dan Investasi Sumatera Utara (PIISU) ke-10 digelar 15-18 Mei 2024 di pelataran Istana Maimun, Medan.

Kegiatan itu 47 peserta yang terdiri atas kementerian, organisasi perangkat daerah provinsi (OPD), OPD kabupaten dan kota, BUMD, perguruan tinggi, rumah sakit, perbankan, UMKM dan lain-lain.

Baca juga: Kemenkomarves: Investasi di Toba lebih dari Rp8 triliun selama 5 tahun
Baca juga: Menparekraf: Toba Caldera Resort dapat dua investor tambahan
Baca juga: Toba jadikan ajang Aquabike 2023 sebagai investasi sport tourism

 

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2024