Kupang (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat aktivitas erupsi Gunung Ile Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT),  masih tinggi sehingga perlu diwaspadai oleh masyarakat di sekitar gunung.

"Potensi erupsi masih ada sehingga jika erupsi terjadi akan ada hujan abu," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok Jeffry Pugel ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi, aktivitas erupsi terbilang tinggi selama periode pengamatan visual 8-15 Mei 2024.

Selain itu gempa hembusan mendominasi rekam seismik, serta gempa erupsi meningkat signifikan pada tanggal 14 Mei 2024.

Baca juga: Badan Geologi imbau warga waspadai abu vulkanik Gunung Ile Lewotolok

Baca juga: Sebelas kali erupsi terjadi di puncak gunung Ile Lewotolok 


Energi seismik yang meningkat signifikan pun bersamaan dengan kenaikan gempa.

Aliran lava juga terlihat ke arah selatan, tenggara, dan barat. Aliran lava ke arah tenggara terjauh masih pada jarak 1,8 km, sedangkan ke arah selatan sejauh 600 meter dan aliran lava ke arah barat mencapai jarak 1,2 km dari bibir kawah.

"Belum ada penambahan jarak aliran, sehingga mengindikasikan laju aliran lava baik ke arah tenggara, barat, dan selatan mengecil atau melambat," ucapnya.

Jeffry mengatakan tingkat aktivitas gunung api itu masih dipertahankan pada level III atau Siaga.

Badan Geologi pun merekomendasikan agar masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektor barat, selatan, dan tenggara, masing-masing sejauh 3 km dari pusat aktivitas gunung.

Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian selatan, tenggara, serta timur dari puncak gunung.

"Hindari abu vulkanik dengan menggunakan masker," kata Jeffry mengingatkan.*

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Lembata erupsi lontarkan abu setinggi 800 meter

Baca juga: Badan Geologi perluas jarak rekomendasi aktivitas Gunung Ile Lewotolok

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2024