Sidoarjo (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengapresiasi perusahaan yang turut menyukseskan pelaksanaan The 10th World Water Forum Bali 2024 yang digelar di Bali pada 18 - 25 Mei 2024, salah satunya dengan kegiatan bersih-bersih sungai dari eceng gondok.
 
Sekretaris Dinas PU SDA Jawa Timur, Fauzi Idris dalam keterangannya di Sidoarjo, Sabtu, mengatakan melalui bantuan program Corporate Social Responsibility (CSR) produsen kertas dan tisu PT Suparma Tbk memberikan solusi terkait masalah lingkungan yang ada di Sungai Pelayaran, Sidoarjo.

Solusi itu menjadi nilai tambah karena memberikan kontribusi pada kegiatan The 10th World Water Forum Bali 2024 yang digelar di Bali pada 18 - 25 Mei 2024.
 
"Program sinergi kolaborasi dengan dinas terkait di Provinsi Jawa Timur seperti PUSDA, PJT, BBWS dan DLHK Sidoarjo serta masyarakat sekitar untuk menyelesaikan permasalahan eceng gondok di Sungai Pelayaran, Sidoarjo, merupakan elaborasi dari salah satu fokus program mengenai CSR di pilar lingkungan perusahaan dan berkontribusi pada World Water Forum 2024," katanya.

Baca juga: Pesawat tempur dan pesawat Boeing disiagakan dalam World Water Forum

Baca juga: Pemkot Denpasar pasang 310 penjor mulai 17 Mei 2024 untuk sambut WWF
 
Ia mengatakan, kegiatan itu diikuti oleh sekitar 150 orang melakukan gerakan bersih-bersih eceng gondok di sepanjang Sungai Pelayaran, Sidoarjo dan dimanfaatkan di TPA Porong, Sidoarjo.
 
General Manager Corporate Liaison & Public Relations PT Suparma Tbk, Wahyu Kristyawan menyatakan penerima manfaat program CSR itu adalah masyarakat sekitar Sungai Pelayaran, Kabupaten Sidoarjo.
 
"Kami memberikan peran terhadap kebersihan sungai, pencegahan endapan lumpur atau pendangkalan, dan penanganan banjir yang disebabkan aliran air tidak lancar karena adanya eceng gondok," katanya.
 
Penerapan program CSR ini selaras dengan konsep sustainability yang telah menjadi komitmen perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan dengan memberikan manfaat pada ekonomi, sosial,dan lingkungan, sejalan dengan prinsip yang lebih terintegrasi, terarah, dan terukur dampaknya.
 
"Karena di era sekarang ini kita sedang menghadapi banyak tantangan lingkungan, termasuk menipisnya sumber daya alam, polusi, perubahan iklim, kerusakan habitat, runtuhnya ekosistem dan degradasi permukiman manusia baik di perkotaan maupun pedesaan," ucapnya.

Populasi dunia, kata dia, tumbuh dan meningkatkan konsumsi. Perubahan itu meningkatkan ancaman terhadap keamanan manusia, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.*

Baca juga: Sekda cek kesiapan upacara Segara Kerthi World Water Forum

Baca juga: Polri buat pola pengamanan berlapis untuk jaga WWF ke-10 kondusif

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2024