Baturaja (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, memetakan daerah rawan banjir dan tanah longsor sebagai upaya penanggulangan bencana alam sedini mungkin.

Kepala BPBD OKU Januar Efendi di Baturaja, Sabtu, mengatakan bahwa sejauh ini terdapat 11 kecamatan di wilayahnya yang dipetakan rawan banjir dan tanah longsor saat musim hujan.

"Sebenarnya 13 kecamatan di OKU ini semuanya rawan bencana alam, namun dari jumlah tersebut hanya 11 kecamatan yang paling sering dilanda banjir dan tanah longsor saat musim hujan," katanya.

Baca juga: BPBD OKU: 13.600 rumah warga terendam banjir

Adapun 11 kecamatan yang dipetakan rawan bencana alam meliputi Muara Jaya, Pengandonan, Ulu Ogan, Lengkiti, Semidang Aji, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Peninjauan, Kedaton Peninjauan Raya, dan Lubuk Raja.

Dia menjelaskan, daerah-daerah ini dipetakan rawan banjir dan tanah longsor karena merupakan kawasan perbukitan dan dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan.

"Bencana banjir yang merendam belasan ribu rumah warga OKU pada Selasa (7/5) harus dijadikan pelajaran untuk diantisipasi sedini mungkin agar tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.

Baca juga: Pemkab OKU siapkan dana penanganan banjir Rp1,5 miliar

Sebagai upaya antisipasi, kata dia, saat ini pihaknya mulai mengambil langkah cepat dalam bentuk mitigasi bencana struktural untuk mengurangi risiko korban jiwa akibat bencana alam.

Pemkab OKU telah meningkatkan status siaga menjadi tanggap darurat bencana banjir sebagai upaya pencegahan sedini mungkin dari potensi bencana alam.

"Pascabanjir beberapa waktu lalu kami menetapkan status tanggap darurat bencana banjir selama 14 hari ke depan," kata dia.

BPBD OKU pun mengaktifkan kembali posko-posko di seluruh kecamatan agar bencana banjir dan tanah longsor dapat ditanggulangi sedini mungkin.

Baca juga: BPBD OKU evakuasi korban banjir di empat kecamatan

"Masyarakat juga terutama yang bermukim di kawasan perbukitan dan dekat dengan DAS Ogan harus tetap meningkatkan kewaspadaan karena bencana alam dapat terjadi kapan saja," ujarnya.

Pewarta: Edo Purmana
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024