Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Tradisi petik tebu manten yang digelar PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 1 Regional 4 Kebun Lumajang Raya bersama PT Sinergi Gula Nusantara Pabrik Gula (PG) Jatiroto di Desa Rojopolo Kecamatan Jatiroto Kabupaten Lumajang pada Minggu menandai awal musim giling di pabrik gula tersebut.

"Selain menjadi salah satu upaya untuk mendorong ekonomi masyarakat di Kecamatan Jatiroto tersebut, agenda tahunan itu juga menjadi bentuk rasa syukur atas melimpahnya hasil panen petani tebu," kata General Manager (GM) PTPN 1 Regional 4 Kebun Lumajang Raya Ris Budianto di Lumajang, Jawa Timur, Minggu.

Selain itu, lanjut dia, tradisi itu sebagai tanda yang melambangkan tebu sudah matang dan layak untuk digiling, serta menandakan para pekerja kebun sebagai on farm bersama pihak pabrik (off farm) telah bahu-membahu agar proses penggilingan tahun ini dapat berjalan lancar dan sukses.

Setelah prosesi petik dan siraman tebu manten dilakukan, sebanyak 21 batang tebu yang telah dipanen oleh masing-masing Kepala Kebun Wilayah (KKW) selanjutnya dikirab menuju pabrik untuk proses penggilingan yang diiringi tarian khas daerah Lumajang seperti Jaran Kencak.

Baca juga: PG Rendeng Kudus targetkan produksi gula 20.000 ton

Baca juga: Pabrik gula Glenmore targetkan giling tebu satu juta ton


"Pada musim giling tahun ini targetnya sebanyak 10 juta kuintal tebu yang akan digiling dengan rincian 5 juta kuintal hasil kebun milik HGU Lumajang Raya dan 5 juta kuintal milik hasil kebun milik masyarakat," katanya.

General Manager PG Jatiroto Lumajang Agus Priambodo mengatakan tahun 2024 menjadi tahun penuh tantangan bagi PG Jatiroto karena harus menggiling tebu sebanyak 10 juta kuintal.

"Mudah-mudahan penggilingan dapat berjalan lancar dan saya optimistis bisa mencapai target itu, sehingga dapat mendorong pergerakan ekonomi masyarakat di Lumajang," ujarnya.

Baca juga: SGN tutup tahun 2023 dengan laba positif dan ebidta Rp1 triliun

Baca juga: Pemerintah siapkan 1 juta Ha lahan di Papua untuk swasembada gula

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024