Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Kamis pagi, menguat tipis lima poin menjadi Rp9.106/9.111 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.111/9.116 per dolar AS, menyusul aksi lepas dolar di kalangan karena pelaku pasar. "Namun demikian, spekulasi itu relatif masih kecil, sehingga kenaikan rupiah tidak besar, setelah otoritas bank sentral AS (The Fed) menurut rencana akan kembali menaikkan suku bunganya," kata Analis Valas PT PaninBank Tbk, Jasman Ginting, di Jakarta, Kamis. Menurut dia, para pembuat kebijakan The Fed siap melanjutkan kenaikan tingkat suku bunga untuk mencegah inflasi, karena keputusan untuk mempertahankan kebijakan mereka hanya untuk menghindari tekanan pasar sesaat. Risiko inflasi tetap dominan dan oleh karenanya secara konsekuen mereka mempertahankan kebijakan The Fed bukan merupakan keputusan yang final, katanya. Rupiah, lanjutnya, masih tetap di atas level Rp9.100 per dolar AS, karena sentimen positip pasar masih kecil, apalagi dolar AS terhadap yen menguat. Rupiah diperkirakan akan tetap menguat pada penutupan sore, karena indikator ekonomi makro Indonesia tetap membaik dengan inflasi yang cenderung menurun, katanya. Aktifitas perdagangan rupiah terhadap dolar AS di pasar lokal, berada dalam kisaran yang sempit, sehingga kenaikan rupiah relatif kecil, namun hal ini telah menunjukkan bahwa pasar mulai kembali positip terhadap pergerakan rupiah. Apalagi dengan membaiknya pasar saham di Asia seperti indeks Nikkei, Jepang yang membaik, maka rupiah akan dapat mendekati level Rp9.100 per dolar AS, katanya. Indonesia harus berani melakukan perubahan yang cepat untuk bisa memicu investor asing segera masuk ke pasar lokal, apalagi untuk menghadapi pasar global dengan menyediakan infrastruktur yang baik, kepastian hukum dan kenyamana investor untuk melakukan investasi baru. Kalau semua faktor di atas telah dapat dilakukan, kemungkinan besar investor asing akan segera mengalihkan investasinya, karena Indonesia dinilai masih merupakan pasar potensial yang harus terus digarap, tuturnya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006