Denpasar (ANTARA News) - Badan Pembina Perfilman Daerah (BAPFIDA) Propinsi Bali dalam satu tahun terakhir ini menolak dua produser yang rencananya membuat kisah nyata peristiwa Bom Bali. "Setelah membahas kedua skenario film, dikhawatirkan dapat memicu konflik horizontal yang berlatar belakang suku, agama dan ras," kata Ketua Badan Informatika dan Telematika Daerah (BITD) Bali, Drs I Gusti Ngurah Gde, di Denpasar, Kamis. Di sela-sela acara Forum Kemitraan LSF dengan Mitra Kerja di Bali Mengawasi Budaya Bangsa, dengan Meningkatnya Daya Saring, ia mengatakan dua film yang rencananya "shooting" di Pulau Dewata itu adalah kisah nyata Tragedi Bom Bali 2006 dengan judul "The Bali Project", yang merupakan sebuah rumah produksi (PH) Ausralia bekerja sama dengan salah satu PH di Jakarta. "Sedangkan untuk yang kedua judul naskahnya juga mengisahkan mirip dengan tragedi Bom Bali. Namun rumah produksi itu berasal dari tanah air dengan judul "Paradise Lost" atau surga yang hilang," katanya. Menurutnya, kedua naskah film dirasakan pihak BAPFIDA akan dapat memicu konflik SARA di masyarakat, karena adanya dialog-dialog maupun adegan dalam film yang memojokkan salah satu agama di Indonesia. "Di samping itu, film tersebut adanya gambaran dalam adegan film itu tidak sesuai dengan pakta yang ada, berdasarkan keputusan pengadilan serta dapat membangkitkan trauma bagi korban dan keluarganya. Keberadaan BAPFIDA Bali yang leading sektornya pada BITD Bali mempunyai tugas dan fungsi diantaranya membahas skenario film atau rekaman video, mengawasi kegiatan pengambilan gambar dan menyampaikan saran dan pertimbangan untuk meningkatkan perfilman. Oleh karena itu, bersama-sama instansi terkait seperti Lembaga Sensor Film (SLF), BAPFIDA berupa mengantisifasi film-film yang dapat merugikan masyarakat. "Pihaknya akan berupaya dalam pembuatan, pertunjukan dan peredaran film dan rekaman video perlu diawasi dan dibina terus menerus agar selaras dengan falsafah bangsa dan secara khusus senafas dengan adat-istiadat serta budaya Bali," ujarnya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006