Kaimana, (ANTARA News) - Keanekaragaman jenis kupu-kupu langka yang bernilai ekonomis tinggi dan hidup di wilayah hutan Karora, Distrik Teluk Arguni, Kabupaten Kaimana, Irian Jaya Barat (Irjabar) kini terancam punah. Wakil Bupati Kaimana, Drs.Matias Mairuma di Kaimana, Kamis (31/8) membenarkan, berbagai jenis kupu-kupu langka itu nyaris punah akibat konsensi yang dilakukan oleh perusahaan pemegang hak pengusahaan hutan (HPH) di kawasan itu. Pemerintah telah mengeluarkan ijin perusahaan HPH bagi sebuah perusahaan untuk melakukan penebangan kayu di daerah Karora, yang menjadi habitat beraneka jenis kupu-kupu berwarna-warni. Namun kegiatan itu berakibat merusak ekosistem fauna dan flora lokal termasuk berbagai jenis kupu-kupu. "Penduduk setempat sekarang sulit menemunkan kupu-kupu yang biasa banyak terlihat karena diduga nyaris punah," aku Mairuma. Menurut Mairuma, kepunahan itu terjadi akibat kelalaian pemerintahan yang tidak mengeluarkan kebijakan dan program penangkaran kupu-kupu di daerah Karora seperti yang dilakukan Pemkab Manokwari bekerjasama dengan badan konservasi suaka alam dunia (World Wide Fund/WWF). Pemerintah daerah Manokwari dan WWF melakukan penangkaran kupu-kupu di kawasan Pegunungan Arfak sehingga populasi serangga tersebut tidak terusik. Mairuma menyatakan, Pemkab Kaimana akan mencoba menjajaki kerjasama dengan WWF atau badan pencinta lingkungan lainnya untuk melakukan penangkaran sisa-sisa kupu-kupu di daerah Karora, mengingat pasaran kupu-kupu di dunia sangat cerah. "Program itu akan berjalan baik bila semua pihak baik pemerintah, maupun masyarakat, swasta dan lembaga swadaya masyarakat(LSM) mempunyai kepedulian yang sama dalam pelestarian kupu-kupu." "Penangkaran kupu-kupu dapat dilakukan bukan hanya untuk menjaga populasi dan kelestarian satwa tersebut tetapi juga berpotensi menghasilkan pendapatan karena harga kupu-kupu relatif tinggi," ujar mantan pekerja di sebuah LSM di Papua itu. Wabup Kaimana, Drs. Matias Mairuma mengatakan beroperasinya perusahaan HPH hanya memeberi keuntungan sesaat saja, tetapi akibat yang ditinggalkan lebih parah, seperti kepunahan beraneka tumbuhan yang berkhasiat tinggi serta satwanya.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006