Istanbul (ANTARA) - Pemerintah China pada Senin menegaskan kembali bahwa Taiwan adalah “bagian yang tidak dapat dicabut” dari China, dan mengatakan bahwa perubahan politik di sana tidak akan memengaruhi prinsip satu China.

"Taiwan bukan negara. Pulau itu akan selalu menjadi bagian yang tidak dipisah dari China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.

"Masyarakat internasional telah lama menyimpulkan masalah ini. Ini adalah komponen penting dari tatanan internasional pasca Perang Dunia II," ujarnya.

Pernyataan Wang muncul setelah William Lai dari Partai Progresif Demokrat memulai masa jabatannya sebagai pemimpin kedelapan Taiwan setelah diambil sumpah di kantor kepresidenan pada Senin.

William menggantikan satu-satunya kepala eksekutif perempuan di pulau itu, Tsai Ing-wen.

Dengan memperhatikan bahwa jumlah negara yang mengakui prinsip satu China telah meningkat dari 60 menjadi 183, jubir Kemenlu itu mengatakan, “Prinsip satu China bukan hanya konsensus universal, tetapi juga norma dasar dalam hubungan internasional.”

“Kemerdekaan Taiwan adalah jalan buntu,” kata Wang kepada wartawan di Beijing, menurut kementerian tersebut.

Wang mengatakan, "Mencampuri urusan internal China dan mendukung kemerdekaan separatis Taiwan tidak akan mendapatkan apa pun."

"Apa pun perubahan politik di Taiwan, tidak akan mengubah fakta bahwa kedua sisi Semenanjung Taiwan milik satu China yang sama, komitmen dunia yang teguh terhadap prinsip satu China," kata Wang.

"... dan terlebih lagi kecenderungan menuju reunifikasi China yang tidak dapat dihentikan oleh siapa pun,” ujarnya.


Sumber: Anadolu

Baca juga: China kepada pemimpin baru Taiwan: Pilih damai atau perang

Baca juga: China kecam Taiwan yang ingin pulihkan hubungan dengan Jepang


 

Taiwan latihan perang di tengah ketegangan dengan China

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2024