Surabaya (ANTARA News) - Laiknya tokoh besar, KH Abdurrahman Wahid, masih sangat ternama dalam kancah politik nasional sehingga pemakaian atribur dirinya --berupa pencantuman nama dan gambar atau foto diri-- kerap terjadi. 

Misalnya dalam atribut kampanye Partai Kebangkitan Bangsa, partai politik berbasis nasionalisme yang dideklarasikan Gus Dur, di halaman samping rumahnya, di bilangan Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, sekitar 1998 lalu. 

Hal ini ditanggapi pengasuh Pondok Pesantren Baitun Naim Kota Surabaya, KH Naim Ridwan atau dikenal Gus Naim, dari Surabaya, Sabtu. Menurut dia, peneraan atribut Gus Dur dalam kelengkapan kampanye PKB bagian dari penghormatan terhadap ketokohan almarhum.

"Gus Dur juga pendiri PKB, bagaimanapun juga itu bagian dari penghormatan," kata Gus Naim.

Namun demikian, Gus Naim yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Surabaya dari PKB ini, mengakui, pihak Gus Dur keberatan saat nama Gus Dur digunakan dalam atribut PKB. 

Ia menilai larangan penggunaan nama dan gambar Gus Dur dalam spanduk maupun baliho para caleg PKB sebagai dampak ketidakharmonisan hubungan selama ini.

"Menurut saya sebenarnya tidak prinsip. Itu hanya masalah kebuntuan komunikasi," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013