Jakarta (ANTARA) - Kenangan menyaksikan pertunjukan musikal kembali pada tahun 1999 ketika merantau ke Kota Seoul dari Kota Busan, Korea Selatan setelah diterima menjadi pegawai negeri.

Itu menjadi kesempatan pertama penulis menikmati sajian musikalisasi untuk memenuhi ajakan teman-teman sekerja yang tinggal di Seoul.

Daerah Daehangno atau berarti Jalan Universitas adalah sebuah kawasan di Seoul yang membentang sepanjang 1 kilometer dan dipenuhi dengan fasilitas budaya dan seni pertunjukan dengan banyak teater kecil yang menampilkan sandiwara dan musikal.

Pertunjukan musikal itu berjudul Subway Jalur 1 dan dipertunjukkan di Teater Hakchon. Kendati tidak mengingat sejumlah nama aktor dan aktris yang tampil, namun rasa takjub melihat akting mereka dan mendengar musik yang menggema di aula teater masih terabadikan dalam ingatan.

Kisah satir yang menggambarkan berbagai status sosial manusia dalam kehidupan masyarakat, mulai dari warga migran, preman, hingga orang kaya memberikan kesan yang mendalam.

Pada Maret 2024, Teater Hakchon yang merupakan ikon seni pertunjukan Korea itu ditutup karena kesulitan finansial dalam pengoperasian dan masalah kesehatan sang pendiri.

Pendiri Hakchon, yang berdiri sejak 1991, adalah penyanyi Kim Min-ki yang terkenal dengan lagu berjudul Achim Iseul atau embun pagi yang menggambarkan potret masyarakat Korea tahun 1970-an.

Sebagai penyanyi sekaligus penulis lagu dan produser, dia berhasil meningkatkan nilai budaya populer melalui lagu dan pertunjukan yang mengisahkan kehidupan masyarakat awam.

Nama Teater Hakchon dikenal luas melalui pertunjukan musikal Subway Jalur 1 yang ditampilkan selama puluhan tahun sejak 1994 hingga 2023.

Subway Jalur 1 merupakan hasil adaptasi karya musikal Jerman berjudul Linie Eins itu menjadi perjalanan awal karier aktor-aktor terkenal, seperti Hwang Jung-min (Film Veteran, 2015) dan Cho Seung-woo (Drama TV Divorce Attorney Shin, 2023).

Selain menjadi tumpuan banyak aktor untuk meniti karier, Hakchon pun telah berperan dalam peningkatan kualitas pertunjukan dan mempopulerkan pertunjukan di Korea.

Hakchon semakin dikenal setelah berhasil mengadakan 1.000 kali konser penyanyi sekaligus penulis lagu Kim Kwang-seok yang meninggal dunia kala usia muda pada 1996.

Pada masa yang masih sulit untuk memperoleh keuntungan yang cukup dari pertunjukan, Hakchon berinisiatif memberikan perlindungan hak kepada para aktor melalui perjanjian kerja dan menjalankan teater secara transparan dengan mempublikasikan serta membagi hasil.

Sejumlah upaya tersebut telah meningkatkan nilai seni pertunjukan Korea dan mempopulerkan seni pertunjukan di Korea.

Pada 2019, genap 20 tahun sejak pertama kali menonton pertunjukan Subway Jalur 1, penulis kembali mendatangi Hakchon bersama putranya untuk menonton pertunjukan yang masih diadakan tersebut.

Meskipun diperankan oleh sederet aktor dan aktris yang sudah berganti dengan wajah baru, tetapi kisah kehidupan masyarakat Korea pada masa pertumbuhan pesat tahun 1990-an itu tetap membangkitkan rasa empati.

Meski telah ditutup secara resmi, pemerintah Korea memutuskan untuk mempertahankan gedung Teater Hakchon guna dialihfungsikan menjadi gedung teater khusus anak-anak dan remaja sehingga sejarah Hakchon dapat dilestarikan dan semangatnya tetap terabadikan.

Seorang seniman pertunjukan di Indonesia yang ditemui mengaku ingin mengembangkan area pertunjukan di Jakarta dengan meniru budaya pertunjukan di daerah Daehangno, Korea yang selalu ramai dengan teater, poster pertunjukan, dan penonton.

Semoga semangat budaya populer yang kreatif dan bebas yang telah ditanam oleh Teater Hakchon bisa tumbuh pula di Jakarta.

*) Kim Yong Woon adalah Direktur Korean Cultural Center Indonesia

Baca juga: Global Gathering 2024 di Korsel jadi ajang promosi wisata Kota Batu
Baca juga: Kang Han Na dikonfirmasi bergabung dalam drama "Cashero"

Pewarta: Kim Yong Woon*
Editor: Bayu Prasetyo
COPYRIGHT © ANTARA 2024