Sanya, China (ANTARA) - Peternakan laut Pulau Wuzhizhou, yang merupakan peternakan laut tropis pertama di China, telah berhasil mencapai kemajuan luar biasa dalam hal restorasi ekologi laut dan konservasi sumber daya perikanan.

Terumbu karang artifisial dimanfaatkan di seluruh dunia untuk meningkatkan kualitas lingkungan ekologis laut, dengan menciptakan habitat tambahan bagi organisme akuatik dan ikan setempat.

Hingga April 2024, peternakan laut tersebut telah menyebarkan sekitar 80.000 meter kubik terumbu karang artifisial dan terumbu karang berbentuk kapal.

Upaya-upaya ini telah menciptakan ekosistem laut yang berkembang dengan baik, lengkap dengan terumbu karang, ikan, udang, dan kerang.

Data mengungkap bahwa lebih dari 51.000 karang berhasil ditransplantasikan di perairan di sekitar Pulau Wuzhizhou.

Area tersebut kini menjadi rumah bagi lebih dari 300 spesies ikan terumbu karang, yang menunjukkan kekayaan keanekaragaman hayati yang dikembangkan melalui upaya konservasi ini.

Berikut ini sejumlah foto yang menggambarkan keanekaragaman hayati laut yang berhasil dilestarikan di Pulau Wuzhizhou, China.
 
Seekor ikan lionfish terlihat di peternakan laut Pulau Wuzhizhou di Sanya, Provinsi Hainan, China, pada 16 Mei 2024. (Xinhua/Yang Guanyu)
 
Anemon laut dengan seekor ikan clownfish yang bersembunyi terlihat di peternakan laut Pulau Wuzhizhou di Sanya, Provinsi Hainan, China, pada 17 Mei 2024. (Xinhua/Yang Guanyu)
 
Seekor ikan tropis triplefin bergaris terlihat di peternakan laut Pulau Wuzhizhou di Sanya, Provinsi Hainan, China, pada 16 Mei 2024. (Xinhua/Yang Guanyu)
 
Udang karang pita biru terlihat di peternakan laut Pulau Wuzhizhou di Sanya, Provinsi Hainan, China, pada 16 Mei 2024. (Xinhua/Yang Guanyu)
 
Seekor ikan kudu-kudu atau Ostracion cubicus terlihat di peternakan laut Pulau Wuzhizhou di Sanya, Provinsi Hainan, China, pada 15 Mei 2024. (Xinhua/Yang Guanyu)
 
Seekor phyllidiidae terlihat di peternakan laut Pulau Wuzhizhou di Sanya, Provinsi Hainan, China, pada 16 Mei 2024. (Xinhua/Yang Guanyu)

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024