Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi Malaysia melonjak jadi 5,9 persen pada kuartal II dibandingkan 4,1 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya, kata Gubernur Bank Negara Malaysia, Zeti Akhtar Aziz. Sektor jasa menjadi penyumbang utama pertumbuhan itu, dengan pertumbuhan mencapai 6 persen, katanya dikutip Bernama. Dia juga mengumumkan revisi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I menjadi 5,5 persen dari 5,3 persen, membuat total pertumbuhan negara ini pada semester I tahun ini menjadi 5,7 persen. Selama April-Juni 2006, Zeti mengatakan, sektor pertanian tumbuh 5,8 persen (kuartal I 7,4 persen), tambang -0,4 persen (kuartal I -1,3 persen), manufaktur 8,4 persen (kuartal I 8,5 persen), konstruksi -0,5 persen (kuartal I -1,8 persen), dan jasa 6 persen (kuartal I 5,2 persen). Pertumbuhan sektor jasa yang lebih cepat, terutama didorong oleh menguatnya pertumbuhan keuangan, asuransi, real estate, bisnis jasa serta perdagangan di tingkat grosir dan pengecer, dan subsektor restauran. Sektor pertanian memberikan kontribusi pada menguatnya pertumbuhan karena pertumbuhan di hampir ke-seluruhan subsektor ini. Tanda-tanda pemulihan di sektor konstruksi dan pertambangan terlihat dari kecilnya penurunan selama satu kuartal, termasuk aktivitas teknik sipil dan pertumbuhan yang moderat di segmen pemukiman yang mencerminkan kinerja sektor konstruksi. Pertumbuhan sektor pertambangan turun terutama karena makin kecilnya produksi gas alam. Zeti mengatakan permintaan dalam negeri tetap kuat dengan pertumbuhan mencapai 6,9 persen. Aktivitas investasi swasta seperti lebih tingginya belanja modal oleh beberapa perusahaan non keuangan publik mendukung menguatnya pertumbuhan sampai 7,6 persen dalam formsai modal tetap kotor. Untuk kuartal II, inflasi naik 4,1 persen (3,7 persen pada kuartal I 2006) terutama karena tingginya harga minyak dan masih menjadi sumber utama dari pendorong inflasi. Tingginya biaya transportasi menyebabkan naiknya harga bahan bakar di tingkat pengecer selama Maret 2006 dan membuat inflasi tetap tinggi selama satu kuartal. Zeti mengatakan permintaan dalam negeri dan arus investasi bisnis diperkirakan tetap membaik pada semester kedua tahun ini, terutama dengan investasi baru berdasarkan Rencana Kesembilan Malaysia. Pertumbuhan ekspor dan impor tetap kuat dengan surplus perdagangan mencapai 23,3 miliar ringgit.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006