Badung, Bali (ANTARA) - Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati menyampaikan bahwa alam dapat dimanfaatkan untuk pelestarian sumber air.

Paradoks air di Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan, di mana beberapa wilayah mengalami kekeringan parah sementara wilayah lainnya menghadapi bencana banjir. Oleh karena itu, pelestarian sumber air dengan memanfaatkan alam menjadi salah satu solusi.

“Degradasi lingkungan berisiko besar terhadap ketahanan sistem pangan, energi, dan air, yang merupakan modal utama kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi,” kata Vivie dalam sesi diskusi panel di World Water Forum ke-10 2024 di Badung, Bali, Kamis.

Dalam paparannya, Ia menyoroti pentingnya menjaga fungsi alam sebagai modal dasar pembangunan, yang saat ini berada dalam ancaman serius.

Vivie menyampaikan bahwa krisis iklim, deforestasi, dan pencemaran sumber daya alam memerlukan tindakan segera dan komprehensif. Menurutnya konservasi sumber daya air tidak hanya mencakup penghematan air tetapi juga pengelolaan permintaan, optimalisasi sumber daya air permukaan, dan peningkatan kapasitas penyimpanan.

Dia menganjurkan strategi manajemen permintaan seperti penggunaan peralatan hemat air dan mendorong perubahan perilaku guna mengurangi penggunaan air secara signifikan.

Optimalisasi sumber daya air permukaan melibatkan pemanfaatan sungai, danau, dan infrastruktur pemanenan air hujan, serta pengembangan proses desalinasi air laut yang akan digunakan untuk irigasi dan air minum.

Kemudian peningkatan kapasitas penyimpanan dapat dicapai melalui rehabilitasi daerah tangkapan air dan pembangunan infrastruktur seperti bendungan dan sistem penyimpanan bawah tanah.

“Urgensi konservasi sumber daya air sudah jelas. Kita perlu memastikan pasokan air yang berkelanjutan untuk generasi mendatang,” tegas Vivie.

Oleh karena itu, Kementerian PPN/Bappenas menyerukan kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, komunitas internasional dan media guna melindungi dan memulihkan ekosistem alam agar memastikan keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang.

“Media juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan mendidik masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Herlina Hartanto mengatakan, Indonesia bisa berbagi pembelajaran dengan negara-negara lain dalam melestarikan sumber-sumber air melalui penerapan strategi solusi berbasis alam ini.

“Sumber daya alam di Indonesia sangat kaya dan, bila dilindungi dan dikelola dengan baik, dapat menjadi senjata bagi kita dalam menghadapi berbagai tantangan dan tekanan terhadap sumber daya air,” ujarnya.

Penerapan Solusi Berbasis Alam akan memberikan dampak positif bukan saja untuk sumber daya air tetapi juga untuk iklim, keanekaragaman hayati dan masyarakat.

Kendati demikian, kolaborasi dan komitmen multi pihak diperlukan dalam pengelolaan dan perlindungan wilayah hutan hujan tropis, lahan gambut, mangrove serta wilayah perairan, dan mempercepat proses replikasi keberhasilan dalam melestarikan sumber air.

Baca juga: Dubes EU: Persoalan air bukan tanggung jawab otoritas lingkungan saja
Baca juga: Mendagri tekankan kontribusi Pemda dukung pengelolaan air di WWF


Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Wijaya
COPYRIGHT © ANTARA 2024