Ramallah, Palestina (ANTARA News) - Presiden Palestina Mahmud Abbas pada Selasa mengancam mengambil tindakan diplomatik dan hukum terhadap "kanker" pembangunan permukiman Israel, sehari sebelum kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry.

"Kami tidak akan tetap sabar saat kanker permukiman itu menyebar, terutama di Yerusalem dan kami akan menggunakan hak kami sebagai negara pengamat PBB dengan mengambil tindakan politik, diplomatik dan hukum untuk menghentikannya," katanya dalam pidato di Ramallah untuk menandai ulang tahun ke-49 partai Fatah berdiri.

"Kami memasuki perundingan di tengah peningkatan ulah Israel di semua lini, dengan tentara Israel meningkatkan permusuhan terhadap Jalur Gaza dan di Tepi Barat, yang mengakibatkan pembunuhan atas puluhan warga dalam beberapa bulan belakangan," kata Abbas.

"Tindakan itu menunjukkan kekurang-sungguhan di pihak Israel dalam perundingan tersebut dan mengancam menghancurkan jala keluar dua-negara," katanya.

Kerry dijadwalkan berada di wilayah itu pada Tahun Baru untuk kunjungan ke-10 sejak menjadi kepala diplomat Amerika Serikat pada Maret lalu dalam upaya menghidupkan kembali pembicaraan goyah tersebut.

Tumpukan hambatan Kerry bagi kesepakatan pembicaraan berperantara Amerika Serikat itu, yang dimulai pada Juli, termasuk masalah permukiman dan kengototan Israel mempertahankan kehadiran tentara di lembah Yordan di bawah perjanjian perdamaian.

Israel mengumumkan pembangunan ribuan rumah baru pemukim Israel di wilayah Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem timur sejak pembicaraan itu dimulai, sering bersamaan dengan pembebasan tahanan asal Palestina.

Bangsa Palestina dan masyarakat dunia mengecam keberlanjutan pembangunan permukiman Israel di tanah Palestina inginkan untuk negara masa depan mereka.

Kerry diharuskan memadamkan ketegangan, yang meningkat setelah panitia menteri Israel pada Minggu memberikan persetujuan awal untuk rancangan undang-undang mencaplok permukiman lembah Yordan, yang diperkirakan ditolak pemerintah.

Abbas menegaskan penolakan mutlak atas permintaan Israel mempertahankan kehadiran tentaranya di lembah Yordan, tempat Tepi Barat berbatasan dengan Yordania.

"Kami mengatakan bahwa rakyat Palestina adalah yang paling membutuhkan keamanan dan yang memerlukan jaminan perlindungan dari serangan pendudukan (Israel) dan pemukim," katanya, demikian AFP.

(B002)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2014