Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso mengatakan untuk kepentingan penyelidikan, penyidikan, dan proses hukum, seharusnya para teroris ditangkap hidup-hidup dan bukannya ditembak mati.

"Idealnya, Polri melakukan cara-cara persuasif. Tangkap hidup-hidup jauh lebih untung sehingga bisa ditelisik lebih jauh soal jaringan teroris. Kalau dibunuh semua tentu merugikan polisi," kata Priyo di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat.

Meski demikian, dirinya tetap memberikan apresiasi kepada Polri yang sudah melakukan tugasnya sesuai prosedur yang berlaku dengan menembak mati enam orang teroris.

"Saya mendapatkan penjelasan dari Kapolri, Jenderal Polisi Sutarman. Kapolri menjelaskan bahwa itu sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP), diminta menyerah dengan baik-baik dan diproses secara hukum. Kalau ada kemungkinan lain sehingga dilakukan tembak mati. Patut kita apresiasi kalau untuk melumpuhkan," kata Priyo.

Ditambahkannya, masih adanya kelompok teroris di tanah air menunjukan bahwa intelijen masih lemah.

"Intelijen kita hari ini lemah. Intelijen kita terlalu lemah dibanding negara tetangga. Kita inginkan inteligen yang kuat dengan alat canggih untuk mengendus teroris. Dulu kita punya intelijen yang bagus dan kuat," kata Priyo.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2014