Jakarta (ANTARA) - Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menilai ilmu pengetahuan, inovasi, hingga teknologi yang disertai dengan kemasan kekayaan intelektual akan memiliki nilai ekonomi yang dapat memainkan peran yang sangat penting di era ekonomi global dalam menggerakkan investasi.

Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham Min Usihen mengatakan hal tersebut termasuk mendorong Indonesia agar mampu keluar dari jebakan kelas menengah atau middle income trap dan menjadi negara maju dalam upaya mencapai visi Indonesia Emas Tahun 2045.

“Kekayaan Intelektual yang dibangun melalui kemampuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi suatu bangsa merupakan faktor mendasar dan krusial. Tidak hanya untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, namun juga kemampuan suatu negara dalam memenuhi kebutuhan warganya,” ujar Min dalam
keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Dalam Workshop Penguatan Ekosistem Kekayaan Intelektual melalui Technology and Innovation Support Center (TISC) di Jakarta
(27/5), ia menyebutkan kemajuan ilmu pengetahuan dan perubahan teknologi menyiratkan bahwa sains, teknologi, dan inovasi merupakan kunci untuk meningkatkan kinerja ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Peran inovasi dan perubahan teknologi dapat dikaitkan terhadap perubahan dalam proses inovasi yang didasarkan pada produk baru atau produk yang lebih baik, karena itu Pusat Dukungan Teknologi dan Inovasi (Technology and Innovation Support Center/TISC) yang digagas oleh Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO) menjawab tantangan perkembangan inovasi dan teknologi.

TISC merupakan sarana yang diberikan kepada inventor untuk memudahkan dalam mengakses informasi teknologi berkualitas tinggi dan layanan terkait lainnya yang dapat membantu mereka untuk memaksimalkan potensi inovatif serta menciptakan, melindungi, dan mengelola hak kekayaan intelektual mereka.

Min mengungkapkan WIPO bekerja sama dengan negara-negara anggota untuk mendukung pembentukan dan pengoperasian TISC yang efektif dengan memfasilitasi akses terhadap basis data paten dan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya, membangun keterampilan staf TISC melalui pelatihan di tempat dan kursus pembelajaran jarak jauh, memberikan informasi dan materi pelatihan, mendukung kegiatan peningkatan kesadaran, serta berbagi pengalaman terbaik.

Dengan demikian, kata dia, workshop tersebut digelar untuk memperkuat jaringan kerja sama TISC Nasional agar ke depannya diharapkan ekosistem kekayaan intelektual dapat terintegrasi dengan baik oleh Anggota TISC secara khusus serta nasional dan internasional secara umum.

Senada dengan itu, Direktur Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST),dan Rahasia Dagang Sri Lastami mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk membentuk jaringan TISC Nasional antar perguruan tinggi yang kuat dan terintegrasi, sehingga diharapkan memberikan dampak pada penyebaran budaya berinovasi dan berkreasi

“Saya berharap kegiatan ini akan menjadi media untuk membangun jaringan yang kuat dan juga terintegrasi dengan baik sehingga mampu memberikan dampak positif dalam permohonan kekayaan intelektual khususnya paten dan pemanfaatan pelindungan kekayaan intelektual secara ekonomi,” Pungkas Sri.

Adapun workshop diselenggarakan pada 27-29 Mei 2024 di Jakarta, itu diikuti 42 perguruan tinggi anggota TISC Nasional, Direktorat Jenderal (Ditjen) Kekayaan Intelektual Kemenkumham, Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, serta WIPO Expert.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA 2024