Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mendukung pengembangan produk olahan empon-empon para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah setempat.

"Ini untuk mendukung hilirisasi produk unggulan di daerah," kata perwakilan dari Kemendikbudristek Susinggih Wijaya usai melihat produk olahan empon-empon produksi UMKM di kantor bupati setempat di Praya, Selasa.

Baca juga: Pelaku industri siap promosikan jamu ke pasar global

Ia mengatakan program dana padanan 2024 diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat atau para UKM. Kegiatan ini dilaksanakan kolaborasi dengan Universitas Mataram dan Universitas Brawijaya (UB).

"Melalui program ini bisa mempercepat industrialisasi produk UMKM yang betul-betul siap diproduksi dan dihilirkan," katanya.

Ia mengatakan program yang dilaksanakan ini berupa pendampingan dengan melibatkan universitas, sehingga produk yang dihasilkan itu sesuai dengan standar nasional.

"Anggaran dalam program untuk mendukung peningkatan UMKM Lombok Tengah ini sebesar Rp5 miliar," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Lombok Tengah Ikhsan mengatakan potensi untuk pengembangan tanaman empon-empon seperti jahe, kunyit dan temulawak cukup besar.

"Potensi kawasan untuk pengembangan tanaman empon-empon itu hampir 3 ribu hektare di kawasan hutan masyarakat (HKM)," katanya.

Ia mengatakan tanaman empon-empon tersebut telah diolah menjadi berbagai macam produk herbal, seperti minuman jahe, serbuk jahe, kunyit serbuk atau minuman herbal untuk menjaga kesehatan tubuh.

Baca juga: Guru besar UI kembangkan produk biomassa untuk industri herbal

Baca juga: Biofarma-Smesco Indonesia kolaborasi tingkatkan produk herbal UMKM


"Manfaat produk empon-empon ini untuk menjaga kesehatan pencernaan dan meningkatkan daya tahan tubuh," katanya.

Ia mengatakan melalui program ini diharapkan dapat membudidayakan tingkat ketergantungan warga terhadap obat kimia, sehingga tanaman herbal dan mudah dibudidayakan masyarakat bisa menjadi apotik hidup bagi masyarakat.

"Semoga ikhtiar ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Lombok Tengah," katanya.

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2024