Manokwari (ANTARA) - Badan Pengembangan Bahasa dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek melakukan bimbingan teknis revitalisasi bahasa daerah di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, yaitu Bahasa Hatam.

Kepala Subbagian Tata Usaha Balai Bahasa Provinsi Papua Yohanis Sanjoko di Manokwari, Selasa, mengatakan perlindungan terhadap bahasa daerah merupakan program prioritas Kemendikbudristek yang sudah dilaksanakan selama tiga tahun.

Bimbingan teknis tersebut menyasar guru utama agar mampu mengaplikasikan desain revitalisasi bahasa daerah kepada sesama tenaga pendidik dan peserta didik, sehingga dapat dilestarikan hingga masa mendatang.

"2024 menjadi tahun terakhir dan kami harapkan dapat dilanjutkan oleh pemerintah daerah," kata Yohanis Sanjoko.

Menurut dia banyak generasi muda di Kabupaten Manokwari lebih dominan menggunakan bahasa Melayu Papua dalam berkomunikasi, sehingga mengakibatkan Bahasa Hatam masuk pada kategori mengalami kemunduran.

Permasalahan tersebut menjadi dasar Kemendikbudristek melaksanakan program revitalisasi bahasa daerah sebagai upaya pelestarian terhadap keanekaragaman bahasa di seluruh wilayah Indonesia.

"Generasi-generasi muda sudah banyak yang meninggalkan penggunaan Bahasa Hatam, jadi mengalami kemunduran," ucap Yohanis.

Dia menjelaskan bahwa revitalisasi bahasa daerah untuk tunas bahasa ibu di Tanah Papua menggunakan konsep berbasis sekolah, komunitas, dan keluarga sebagai perlindungan terakhir melestarikan bahasa daerah.

Meski demikian, konsep berbasis keluarga mengalami tantangan tersendiri karena adanya pernikahan campur yang berdampak terhadap penggunaan bahasa keseharian dalam lingkungan keluarga itu sendiri.

"Oleh sebabnya kami menerapkan tiga konsep supaya bisa saling menopang upaya untuk menyelamatkan bahasa daerah," ujar dia.

Selain Bahasa Hatam, kata dia, ada sembilan bahasa daerah lainnya di seluruh Tanah Papua yang masuk dalam program revitalisasi karena mengalami kemunduran bahkan terancam punah seiring perkembangan zaman.

Penggunaan bahasa daerah yang merupakan bahasa ibu sudah semestinya dilestarikan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan, oleh sebabnya Kemendikbudristek sangat konsen terhadap program revitalisasi tersebut.

"Ada yang sudah kritis sebab jumlah penutur dalam keseharian berkurang dan yang paham atas bahas itu hanya beberapa orang tua saja," jelas Yohanis.

Dia berharap penyelenggaraan bimbingan teknis revitalisasi bahasa daerah menjadi sarana semua komponen di Kabupaten Manokwari untuk berkomitmen melestarikan Bahasa Hatam hingga masa mendatang.

Komitmen itu nantinya diimplementasikan secara berkelanjutan dengan tujuan memotivasi generasi muda agar tidak melupakan jati diri melalui penggunaan bahas ibu saat berkomunikasi sehari-hari.

"Misalnya sekolah ajarkan ke anak didik, komunitas tularkan ke anggota komunitas termasuk kalangan gereja juga," ucap Yohanis Sanjoko.

Baca juga: Balai bahasa revitalisasi bahasa lokal di Tanah Papua

Baca juga: Balai bahasa harap MRP dukung penggunaan bahasa ibu di Papua

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024