Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil membukukan potensi transaksi mencapai 11,1 juta dolar AS atau setara Rp177,7 miliar dalam misi dagang ke Tashkent, Uzbekistan.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan misi dagang ke Uzbekistan merupakan salah satu upaya penetrasi pasar nontradisional untuk kawasan Asia Tengah.

"Saya berharap misi dagang ini menjadi forum pertama bagi kami di Uzbekistan yang menandai tonggak penting dalam hubungan bilateral antara kedua negara untuk mengeksplorasi kerja sama di sektor perdagangan," ujar Didi melalui keterangan di Jakarta, Selasa.

Didi menyampaikan kedua negara memiliki berbagai kesamaan. Salah satunya, sama-sama merupakan negara dengan penduduk mayoritas Muslim.

Selain itu, Uzbekistan secara geografis terletak di kawasan Asia Tengah dan memiliki potensi untuk menjadi hub produk Indonesia memasuki pasar Asia Tengah.

Baca juga: Kemendag: Rencana kenaikan HET MinyaKita pertimbangkan daya beli

Baca juga: Kemendag-Pertamina komitmen pererat pengawasan kuantitas LPG 3 kg


"Sebaliknya, posisi Indonesia secara geografis dan politis penting di kawasan Asia Tenggara dapat menjadi hub bagi produk Uzbekistan memasuki pasar ASEAN," katanya.

Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Uzbekistan Sunaryo Kartadinata menyampaikan dalam beberapa tahun terakhir neraca perdagangan kedua negara terus menunjukkan tren positif.

Peningkatan perdagangan bilateral kedua negara mencerminkan potensi besar yang dimiliki. Indonesia dinilai berhasil memperkenalkan beragam produk unggulan ke pasar Uzbekistan, mulai dari produk pertanian, seperti kopi, hingga produk manufaktur seperti tekstil dan garmen.

"Produk-produk berkualitas dari Indonesia telah menjadi favorit di pasar Uzbekistan sehingga menciptakan peluang besar bagi pertumbuhan ekspor Indonesia ke negara ini," ujar Sunaryo.

Rangkaian kegiatan misi dagang tersebut terdiri atas forum bisnis, penjajakan kerja sama dagang (one on one business matching), dan pertemuan dengan pihak terkait di Uzbekistan.

Pada kegiatan ini, Kemendag memfasilitasi 19 pelaku usaha dengan sektor, antara lain, aneka produk halal seperti makanan dan minuman, kosmetik, perawatan tubuh, dan fesyen, produk kopi dan teh, tekstil dan produk tekstil, produk olahan kelapa, serta produk turunan kelapa sawit.

Dalam lima tahun terakhir (2019-2023), total perdagangan kedua negara menunjukkan pertumbuhan positif dengan tren mencapai 49 persen.

Pada periode Januari-Maret 2024, total perdagangan Indonesia dan Uzbekistan mencapai 35,3 juta dolar AS, naik 63,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Ekspor Indonesia ke Uzbekistan tercatat sebesar 3,3 juta dolar AS, sedangkan impor Indonesia dari Uzbekistan sebesar 32 juta dolar AS.

Sementara total perdagangan kedua negara tercatat sebesar 141,1 juta dolar AS dengan nilai ekspor Indonesia ke Uzbekistan sebesar 16,3 juta dolar AS dan impor Indonesia dari Uzbekistan sebesar 124,7 juta dolar AS.

Baca juga: Kemendag tegur tiga pengusaha gula yang tak realisasikan impor

Baca juga: Pastikan takaran LPG 3 kg, Mendag minta bupati/wali kota awasi SPBE

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024