Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis jiwa Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr Fitri Dona Nainggolan mengatakan, untuk berhenti merokok, seseorang perlu menetapkan tujuan dan motivasinya guna memudahkan dalam mencapai targetnya.

"Tetapi ketika dia tidak memiliki tujuan, tidak punya motivasi, ya hanya sekadar apa, untuk sehat aja, itu akan membuat dia itu jadi lebih mudah untuk kambuh-kambuhan," ujar Fitri dalam "Mengatasi Kekambuhan Merokok" yang disiarkan di Jakarta, Selasa.  

Dia menjelaskan, ketika seseorang berhenti merokok, terdapat rasa tidak enak pada tubuhnya, karena nikotin yang mereka konsumsi membuat nyaman, sehingga tidak adanya nikotin membuat mereka merasa gelisah, sensitif, dan mudah emosi.   

"Berdasarkan penelitian, dikatakan bahwa 75 persen orang yang mencoba berhenti merokok, dia akan mengalami kekambuhan nih, dia akan kambuh lagi di minggu keempat," dia menjelaskan.

Dia mencontohkan, untuk berhenti, perokok tersebut dapat membuat daftar keuntungan dan kerugian akibat merokok, misalnya keuntungan berupa menghilangkan rasa bosan, merasa nyaman setelah berhubungan seksual, atau menghilangkan rasa stres.

Sementara itu, dia menambahkan, kerugiannya berupa keuangan yang terkuras akibat membeli rokok, kesehatan diri sendiri dan orang lain yang terganggu akibat rokok.

Adapun untuk motivasi berhenti merokok, dia mencontohkan bagi bapak-bapak yang merokok, bahwa anak-anaknya harus sehat dan memiliki masa depan yang cerah, sehingga perlu berhenti. Dia menilai, motivasi dan tujuan yang kuat dapat membuat orang berhenti merokok tanpa bantuan apapun.

Fitri menjelaskan bahwa rasa ingin merokok yang kambuh saat ingin berhenti dapat diatasi dengan berkegiatan yang positif. Dia menjelaskan, terdapat sejumlah hal yang memicu kekambuhan tersebut, misalnya dari diri sendiri yang merokok ketika merasa bosan, atau karena ikut merokok bersama teman-teman saat berkumpul bersama.

Dia mencontohkan, untuk mengalihkan diri dari mood yang kerap berubah karena rasa ingin merokok yang kambuh, dapat dialihkan dengan cara makan snack yang sehat seperti buah-buahan, atau memakan permen tanpa kalori atau gula.

"Untuk mengurangi kecemasan, perokok itu diberikan bola, ada yang namanya itu stress ball. Jadi ketika dia lagi merasa gelisah atau merasa nggak nyaman, dia bisa memijet-mijet bola tersebut tuh, sehingga emosinya itu dapat menurun," dia menambahkan.

Menurutnya, menghindari pemicu seperti perkumpulan yang membuat merasa ingin merokok juga perlu dilakukan. Dia menuturkan, dukungan dari keluarga juga penting dalam proses berhenti merokok.

Baca juga: Dokter: Kesulitan berhenti merokok dipengaruhi dari dalam diri
Baca juga: Asosiasi komitmen lindungi anak-anak dari tembakau alternatif
Baca juga: Pakar: Pemerintah perlu tiru cara Eropa dalam tangani kecanduan rokok

 

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Nurul Hayat
COPYRIGHT © ANTARA 2024