Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong petani muda untuk menggunakan "smart farming" yang diharapkan bisa membantu petani muda meraih sukses yang pada akhirnya akan mendongkrak produksi pangan nasional.

"Smart farming merupakan metode pertanian modern yang dilakukan dengan cerdas. Hal ini dapat mendongkrak produktifitas, memperbaiki kualitas dan untuk menekan ongkos produksi," Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Dedi juga mengatakan Kementan juga mengingatkan kepada para petani muda untuk mempersiapkan strategi untuk mempertahankan harga jual dan mengembangkan produk olahan.

"Harga tidak bisa diatur dan itu tergantung pada keseimbangan supply dan demand pasar, sehingga petani harus menunggu harga jual yang bagus. Selain itu, petani dengan mengembangkan produk olahan akan memberikan valuable dan menambah keuntungan maksimal bagi petani," ujarnya.

Dukungan Kementan tersebut sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman yang terus memberikan dukungannya kepada petani muda untuk terus menjadi petani yang dapat memberikan contoh kepada petani lainnya.

Baca juga: Moeldoko minta pemuda terjun ke pertanian wujudkan "smart farming"

Baca juga: BNPT: "Smart farming" tingkatkan kesejahteraan mitra deradikalisasi

Baca juga: Pengamat UGM sebut "smart farming" bakal tarik minat pemuda bertani


"Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia dapat menjadi faktor dalam keberlangsungan pangan nasional, untuk itu petani muda harus menjadi contoh kepada petani lain untuk lebih terlihat dalam pertanian,” ujar Amran.

Salah satu langkah Kementan dalam memberikan pendampingan kepada para petani muda adalah menggelar kegiatan Milenial Agriculture Forum (MAF) pada Sabtu (25/5) secara daring.

Program ini diselenggarakan oleh Kementan melalui BPPSDMP dan Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) sebagai forum bagi para petani muda seluruh Indonesia untuk terus bersinergi dalam pengembangan pertanian nasional.

MAF yang mengusung tema "Peran Petani Muda dalam Peningkatan Produksi Pangan" kali ini juga menjadi ajang menuju Grand Final Duta Petani Muda atau Young Ambassador Agriculture (YAA) 2024.

MAF kali ini diisi oleh para narasumber yang mempunyai kompetensi dalam bidang pertanian yakni Subejo dari Universitas Gajah Mada, Petani Milenial Bengkulu Rahmadi Fitriantodan Rahmat Kusasi selaku YAA 2023, kegiatan ini diikuti lebih dari 500 peserta secara daring melalui Zoom dan YouTube.

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2024