Jakarta (ANTARA) - Konsumsi beras khusus di Jakarta diperkirakan masih tinggi dan terus tumbuh, apalagi dengan jumlah penduduk mencapai 10,5 juta jiwa.

"Kami melihat peluang pasar beras khusus masih potensial terutama di Ibu Kota. Kami perkirakan bisa tumbuh 15-20 persen," kata praktisi di bidang beras Piero Mustafa dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 2 Tahun 2023 beras khusus mencakup beras ketan, beras merah, beras hitam, beras varietas lokal, beras fortifikasi, beras organik, beras indikasi geografis, beras dengan klaim kesehatan dan beras tertentu yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri.

Sedangkan beras umum meliputi beras pecah kulit dan beras sosoh.

Piero yang juga CEO PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) yang bergerak di bidang distribusi beras mengatakan konsumsi beras khusus dan beras umum di DKI Jakarta sama tingginya.

Baca juga: Produsen: Perlu perkuat distribusi antisipasi kenaikan konsumsi beras
Baca juga: Bulog mulai salurkan bantuan pangan beras 10 kg tahap dua di Jakarta


Pertumbuhan konsumsi beras di Ibu Kota didorong pesatnya pertumbuhan penduduk sehingga perlu memperkuat distribusi agar harga tetap stabil.

Piero menilai konsumsi beras khusus cukup pesat yang dipicu meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat.
Karena itu, konsumsi beras diperkirakan masih tinggi, bahkan terus meningkat sepanjang 2019-2023.

Mengutip data Konsumsi Pangan Tahun 2023 yang dilansir Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2023, konsumsi beras dan beras ketan masyarakat Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 81,23 kilogram per kapita per tahun.

Angka itu meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2019 yang bertengger di level 78,71 kilogram per kapita per tahun. Namun, konsumsi tahun 2023 turun 0,15 persen bila dibandingkan setahun sebelumnya yang masih sekitar 81,35 kilogram per kapita per tahun.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA 2024