Jakarta (ANTARA) - Pakar Pengajaran dan Penilaian Bahasa Inggris Itje Chodijah mengatakan bahwa penting menerjemahkan kurikulum Bahasa Inggris pada siswa, utamanya di jenjang Sekolah Dasar (SD) dengan aksi dan aktivitas yang menyenangkan.

“Jadi anak mendengarkan sebuah perintah, kemudian dia tidak menjawab secara verbal, tetapi menunjukkan dalam aksi, misalnya go to the board, kemudian dia jalan ke papan tulis, atau close the door, dia kemudian tutup pintu,” kata Itje dalam konferensi pers Kemendikbudristek dan British Council terkait pelatihan mengajar Bahasa Inggris kepada guru di Jakarta, Selasa.

Ia menyebutkan pentingnya guru atau pembuat kurikulum memahami pendekatan yang tepat kepada anak-anak tentang Bahasa Inggris, sehingga Bahasa Inggris tidak hanya diajarkan melalui latihan-latihan soal saja.

Baca juga: Kemendikbudristek siapkan pelatihan guru Bahasa Inggris jenjang SD

“Ketika yang menginterpretasikan kurikulum tidak mengerti pedagogi (ilmu mendidik) anak-anak, maka Bahasa Inggris hanya sebatas diterjemahkan dalam latihan-latihan. Saat ini, kurikulumnya tidak dibuat rigid dalam bentuk kompetensi, tetapi bagaimana siswa dapat mengungkapkan dengan percaya diri beberapa perintah sederhana dalam Bahasa Inggris, itulah yang perlu ada di kurikulum,” ujar dia.

Ia juga menekankan pentingnya orang tua atau guru menguasai bahasa yang akan dikenalkan pada anak, karena mengenalkan bahasa juga berarti melatih anak-anak untuk berpikir.

“Mengajarkan bahasa kepada anak itu sekaligus mengajar untuk berpikir, karena bahasa itu akan digunakan dia untuk berpikir. Jangan sampai anak kemudian speech delay (terlambat berbicara) hanya karena bingung memilih dan berpikir pakai bahasa apa. Jadi tidak selalu mengajarkan Bahasa Inggris lebih awal itu lebih baik, karena bisa lebih baik kalau dikenalkan dengan cara yang tepat,” tuturnya.

Ia juga mengemukakan, di dalam pendidikan formal, Bahasa Inggris dapat diajarkan sedini-dininya sejak kelas 3 SD.

Baca juga: 490 guru dilatih ajar Bahasa Inggris dengan gembira kepada anak SD

“Dikenalkan dulu pada kosakata-kosakata sederhana, kemudian, kalau dikenalkan sejak dini, maka harus dipastikan orang dewasa di sekitarnya juga menggunakan bahasa yang dikenalkan,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Indonesia dan Asia Tenggara British Council Summer Xia menyebutkan bahwa British Council fokus membangun kapasitas 490 guru lokal melalui pelatihan untuk mengajarkan Bahasa Inggris dengan menyenangkan kepada para siswa.

“Pelatihan ini berlangsung sejak Februari hingga Agustus 2024. Ini adalah upaya kami di British Council untuk membawa semangat pendidikan Bahasa Inggris yang baru, agar para guru dapat mempelajari metodologi, praktik, materi, pedagogi, untuk kemudian bekerja bersama dengan guru lainnya agar mereka merasa yakin, memiliki kemahiran juga pengalaman yang tepat untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris para siswa,” ujar Summer.

Ia juga menyebutkan, British Council memiliki pusat pendidikan Bahasa Inggris dan situs web yang interaktif dan menarik, serta dapat diakses secara gratis oleh orang tua maupun siswa.

Baca juga: Riset sebut kemampuan bahasa Inggris masyarakat Indonesia masih rendah

“Kami memiliki pusat pendidikan di mana kami memiliki kursus Bahasa Inggris untuk pelajar muda, baik secara daring maupun luring. Kami juga memiliki banyak sumber daya gratis, situs web yang memungkinkan orang tua atau siswa untuk bermain kata, memutar video, hingga melatih kemampuan berbicara yang lebih interaktif,” tuturnya.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024