Konflik dan krisis geopolitik, yang merugikan transportasi kereta api dan perekonomian, menjadikan BRI "semakin penting," kata Matthae dalam sesi wawancara baru-baru ini dengan Xinhua.
Hingga Sabtu (25/5), total perjalanan kereta kargo China-Eropa, yang merupakan program andalan BRI, telah melampaui 90.000. Kini, jaringan luas ini melayani 223 kota di 25 negara Eropa dan lebih dari 100 kota di 11 negara Asia, menurut China State Railway Group Co., Ltd..
Sebelum pandemi COVID-19 berdampak parah pada rantai pasokan dan transportasi kereta api antara China dan Eropa, Matthae menuturkan OeBB memiliki "angka pertumbuhan yang baik dan harapan besar bahwa lalu lintas kereta api akan meningkat secara signifikan."
Layanan kereta kargo antara Wina dan Kota Chengdu di China barat daya diluncurkan pada 2018.
Namun, Matthae mengatakan dirinya yakin bahwa "kami akan segera kembali mencapai ke tingkat sebelumnya," dan tetap bersikeras pada perkembangan positif hubungan China-Eropa.
Sebagai perusahaan transportasi kargo terkemuka di Austria dan Hongaria, OeBB siap berkontribusi dalam memperluas hubungan ekonomi China-Eropa melalui layanan transportasi dan logistiknya, ujar Matthae.
Dia juga mengatakan kepada Xinhua bahwa OeBB memperluas kehadirannya di China, melalui anak perusahaannya, Rail Cargo International Freight Forwarding Co., Ltd., yang didirikan di Shanghai tahun lalu. Anak perusahaan tersebut berfokus menyediakan layanan kereta kargo bagi pengekspor China dan Eropa.
CEO OeBB tersebut akan mengunjungi China dalam beberapa pekan mendatang untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat mengenai upaya memperdalam kerja sama di bidang logistik dan sektor perkeretaapian di Kota Zhengzhou, China.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024