Semarang (ANTARA News) - Pesawat Trigana Air rute Semarang-Pangkalan Bun mendapat ancaman bom, sehingga pemberangkatan pesawat tersebut sempat terlambat hingga setengah jam lebih dari Bandara Semarang. Pihak Trigana Air menerima ancaman itu melalui faksimile yang dikirimkan ke kantornya di Jalan Jenderal Sudirman, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (1/9), beberapa saat sebelum jam penerbangan pesawat pada pukul 12.00 WIB. Dalam faksimile yang ditujukan kepada Kapolri, Kapolda, dan Kapolres Pangkalan Bun itu menyebutkan bahwa pesawat akan diledakkan di udara oleh kelompok mafia internasional menggunakan detonator jarak jauh. "Setelah mendapat surat, pihak bandara langsung menghubungi aparat kepolisian setempat untuk melakukan pemeriksaan bagasi dan sejumlah penumpang," kata General Manager (GM) PT Angkasa Pura I di Bandara Ahmad Yani Semarang, Bambang Suwastono. Aparat keamanan melakukan pemeriksaan tersebut secara diam-diam, sehingga tidak menyebabkan kepanikan penumpang Trigana Air yang akan berangkat ke Pangkalan Bun maupun sejumlah penumpang lainnya yang ada di Bandara Ahmad Yani, Semarang, saat itu. Airport Duty Manager (manajer pelaksana) Bandara Ahmad Yani Semarang, Budi Ryantono, mengemukakan bahwa setelah adanya ancaman bom itu membuat kedatangan pesawat dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, terlambat. "Pesawat yang seharusnya datang pukul 12.00 WIB, ternyata hingga pukul 12.30 WIB belum tiba di Semarang. Kami menjelaskan kepada penumpang bahwa penerbangan terganggu, karena kebakaran hutan, disamping alasan lain, karena bom. Alasan kebakaran hutan itu, yang menyebabkan penumpang tidak mengalami kepanikan," katanya. Pemeriksaan itu, lanjut Budi, sesuai dengan prosedur yang ada, yakni untuk tetap menjaga kenyamanan dan menghindari kepanikan penumpang. Disingung soal pengamanan pasca-teror bom, Budi menjelaskan, pengamanan di bandara dilakukan sesuai standar. "Peningkatan pengamanan terus kita lakukan, apalagi pasca-beredarnya isu bom Inggris. Yang pasti, kenyamanan penumpang tidak boleh berkurang," katanya. Menanggapi adanya teror bom tersebut, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Irjen Pol. Dody Sumantyawan, meminta kepada masyarakat tidak panik dan tidak mendramatisir kabar tersebut. "Tidak perlu didramatisir. Masyarakat tidak perlu panik," katanya. Setelah dilakukan penyisiran oleh aparat kepolisian setempat, ancaman bom tersebut tidak terbukti nyata. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006