Samarinda (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dari pertambangan, terutama subsektor batu bara di Kaltim masih mengalami peningkatan di tahun ini, akibat naiknya permintaan dari China dan India.

"Pertumbuhan ekonomi Kaltim 2024 diperkirakan masih didominasi dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian, terutama dari batu bara seiring permintaan pasar ekspor yang menguat, terutama permintaan dari China dan India," kata Kepala BI Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Rabu.

Permintaan batu bara dari China dan India meningkat karena cuaca di kedua negara tersebut yang terlalu panas, sehingga mereka membutuhkan pendingin udara lebih tinggi ketimbang biasanya, dampaknya kemudian memerlukan bahan bakar atau sumber energi untuk pasokan listrik lebih banyak.

Baca juga: BI dalam tahap penelitian untuk siapkan peluncuran rupiah digital

Di sisi lain, produksi batu bara di kedua negara tersebut yang relatif terbatas juga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri, ditambah dengan masih tingginya harga batu bara di pasar dalam negeri India dan China.

Faktor lain dalam perkiraan meningkatnya pertumbuhan batu bara di Kaltim adalah perusahaan tambang mengajukan rencana kerja memproduksi batu bara sebanyak 970 juta ton, jauh lebih tinggi dari yang ditargetkan pemerintah di tahun ini yang sebanyak 750 juta ton.

Sementara itu, di luar kebijakan pemerintah tentang Domestic Market Obligation (DMO) 25 persen dari produksi batu bara untuk keperluan dalam negeri, khususnya untuk pembangkit listrik dengan menjual batu bara ke PT PLN, berbagai industri dalam negeri pun masih butuh batu bara untuk memenuhi kebutuhan internal perusahaan.

"Masih ada sejumlah industri besar dalam negeri yang membutuhkan batu bara, termasuk berbagai indikator tadi, maka kami memperkirakan lapangan usaha batu bara masih punya andil besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun ini," katanya.

Baca juga: BI Kaltim-TPID berkolaborasi kendalikan inflasi

Sementara itu, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim pada triwulan 1 - 2024 atas dasar harga berlaku mencapai Rp208,15 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp139,02 triliun.

Terdapat lima lapangan usaha yang mendominasi pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut, yakni pertambangan dan penggalian dengan andil 39,57 persen, industri pengolahan 18,40 persen, konstruksi 11,46 persen, pertanian dalam arti luas 8,51 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan andil 6,79 persen.

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Evi Ratnawati
COPYRIGHT © ANTARA 2024