Padang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memulai tahapan peledakan atau demolish terhadap material vulkanik Gunung Marapi di Sumatera Barat, berupa batuan besar guna mencegah bahaya susulan.

"BNPB telah memulai demolish atau peledakan batuan material Gunung Marapi di wilayah Kabupaten Agam, Sumatera Barat," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulis diterima di Padang, Rabu.

Demolish merupakan salah satu upaya dari empat kesepakatan berdasarkan rapat antarpemangku kepentingan mengenai penanggulangan banjir lahar hujan yang terjadi pada Sabtu (11/5).

Ia mengatakan percepatan penanganan bencana di "Ranah Minang" --sebutan Sumatera Barat-- tersebut sejalan dengan arahan Kepala Negara saat mengunjungi Provinsi Sumbar pada Selasa (21/5). Upaya ini untuk mencegah terjadi bencana susulan akibat batuan besar yang masih ada di hulu sungai sehingga berpotensi menyumbat aliran air.

Baca juga: BNPB: Peledakan material vulkanik Marapi tidak ancam pemukiman warga

BNPB merencanakan peledakan batuan atau material vulkanik Gunung Marapi selama empat hari, terhitung 29 Mei hingga 1 Juni 2024, di sejumlah titik. Adapun tahapan dimulai dengan mobilisasi alat, penataan batu, pengeboran, dan eksekusi peledakan.

"Rencananya, terdapat lima batu yang akan menjadi target demolish di wilayah Kabupaten Agam. Bongkahan batu andesit ini berdiameter lebih dari dua meter," kata dia.

Selain menggunakan metode peledakan, BNPB juga menerapkan cara lain, yakni memecahkan batu dengan alat yang disebut breaker. Pada hari pertama operasi, tim demolish menata dan mengebor dua batu yang menjadi target.

Tim pelaksana demolish menetapkan radius aman ledakan sejauh 500 meter dari titik lokasi pelaksanaan demolish di Batu Anguih, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam.

Sebelum diledakkan, pemerintah daerah terlebih dahulu menyosialisasikan kepada masyarakat, terutama yang bermukim di radius aman, untuk mengungsi sementara waktu.

"Ini untuk menghindari beberapa risiko yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan demolish seperti flying rock atau lemparan batu, getaran, serta air blast atau rambatan udara yang dapat mengakibatkan longsornya batuan," kata dia.

Baca juga: BNPB tidak temukan batuan besar pada tiga aliran sungai Gunung Marapi
Baca juga: PVMBG ingatkan warga waspadai potensi banjir bandang susulan Marapi

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024