Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menjelaskan santri-santri yang menjadi peserta pelatihan ekspor dari lokapasar Shopee, Shopee Barokah, pasti memperoleh evaluasi sampai mereka benar-benar bisa mengekspor produknya ke pasar global.

"Sehingga kami mengetahui perkembangannya seperti apa, apa yang perlu diperkuat, apa yang perlu didampingi, bagaimana memastikan agar mereka nanti bisa sampai ekspor," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Rumadi Ahmad saat ditemui di kantor PBNU, Senen, Jakarta, Rabu.

Rumadi mengatakan pelatihan tersebut menjadi penting diikuti karena belum tentu semua wirausaha mengerti bagaimana cara mengemas produknya agar bisa dilirik pasar global.

"Di sini diajari caranya, misalnya bagaimana sih cara packaging agar orang melihat di foto dalam platform pasar digital itu, produknya menarik. Itu seperti apa, kan enggak bisa cuma dilihat-lihat tapi ada ilmunya," kata Rumadi.

Setelah dilatih, ia menjelaskan para pelaku UMKM juga akan mendapatkan pendampingan-pendampingan untuk menjaga kualitas tersebut secara intens.

Baca juga: Shopee-PBNU tingkatkan keterampilan santri berniaga sampai bisa ekspor

Baca juga: Ribuan produk dari santri siap dibawa ke pasar dunia


Pelatihan sudah diadakan Shopee berkolaborasi dengan PBNU di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu, untuk meningkatkan kapasitas dan strategi para santri untuk berniaga elektronik sampai bisa mengekspor produk dengan strategi yang menjangkau pasar global.

Pelatihan tersebut mengakomodasi peserta dari berbagai jenis usaha yang dijalankan para santri di pesantren nahdiyin, mulai dari usaha makanan, usaha minuman, pakaian, dan sebagainya.

"Jenis apapun usahanya, bisa ikut. Tapi dengan persyaratan-persyaratan misalnya tidak menjual barang bekas, ada komitmen-komitmen seperti itu," kata Rumadi.

Kemudian persyaratan lain, santri yang diikutsertakan dalam pelatihan adalah wirausahawan yang sudah pernah berproduksi.

"Jadi mereka bukan orang yang baru mau belajar berwirausaha, tapi mereka sudah punya barang yang diproduksi," kata Rumadi.

Menurut Rumadi, pelatihan itu dalam satu hari, berdurasi antara dua setengah jam hingga tiga jam.

Shopee Indonesia telah menyiapkan modul pembelajaran, seputar bisnis digital dan niaga-el hingga ekspor, untuk diberikan kepada para santri yang mengikuti pelatihan dan pendampingan tersebut meliputi:
 
● Modul 1: Membuka Wawasan Bisnis Digital dan Berjualan di Niaga-el
 
● Modul 2: Persiapan dan Langkah Berjualan di Shopee dan Manajemen Toko
 
● Modul 3: Cara Memproses Pesanan di Shopee
 
● Modul 4: Program dan Fitur Promosi di Shopee
 
● Modul 5: Program Ekspor Shopee
 
Tidak hanya pelatihan bisnis digital dan ekspor, para santri nantinya juga berkesempatan untuk mendapatkan sertifikasi halal melalui Shopee yang merupakan buah kerja sama Shopee Barokah dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
 
Dengan modul-modul tersebut, program ini diharapkan dapat memberikan wawasan seputar bisnis digital dan niaga-el, hingga kiat-kiat dalam mengekspor produk lokal karya santri ke berbagai negara di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin bersama lebih dari 26 juta produk UMKM lainnya yang sudah berhasil ekspor bersama Shopee.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira mengatakan pelatihan itu akan diselenggarakan pula secara bertahap di wilayah lain seperti Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan, Sulawesi, Tangerang Raya, Bogor, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Solo Raya, DIY, Jawa Timur, Malang Raya, dan Bali hingga Nusa Tenggara mulai 29 Mei hingga 31 Agustus 2024.

Radynal mengatakan pelatihan akan dibagi ke dalam lebih dari 20 batch, metode yang digunakan akan berupa daring dan luring, dengan menghadirkan edukator pelatihan berdampingan dengan bisnis digital serta ekspor.

Sementara itu, peserta pelatihan dari Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok Arif Rohman (36) mengatakan sebelum mendaftar, dia sudah aktif menjalankan usaha swalayan mini bersama rekan-rekannya.

"Waktu mengisi pendaftaran di tautannya, memang ada pertanyaan 'apakah sudah memiliki toko sebelumnya', saya jawab ya, karena kebetulan saya memang mengelola minimarket di pesantren kami," kata Arif.

Arif mengatakan dirinya sudah menjalankan usaha swalayan tersebut sekitar dua tahun terakhir, namun sejak lama dirinya menyadari bahwa sebuah bisnis harus diperluas ke lokapasar daring.

Ketika datang informasi dari salah satu guru di pesantren yang juga tergabung dalam Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU bahwa ada pendaftaran menjadi peserta pelatihan ekspor dari Shopee, Arif pun tak ingin melewatkan kesempatan itu.

"Dapat ajakan ini dari RMI, kami langsung tertarik. Namanya sekarang semua sudah digital ya, tinggal klik, barang sudah ke mana-mana. Dan kami punya grup WhatsApp pesantren ya, di grup itu juga banyak yang daftar," kata Arif.

Baca juga: Gandeng PBNU, Shopee Barokah siapkan program ekspor untuk 1.000 santri

Baca juga: Kisah santri sukses terapkan digitaliasi naikan kelas usaha keluarga

Baca juga: Shopee Barokah latih 250 santri di 4 daerah tentang bisnis digital
​​​​​​​

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2024