Kediri (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri, Jawa Timur, lebih intensif memberikan edukasi soal keuangan dengan harapan masyarakat semakin paham terkait dengan keuangan dan jasa keuangan sehingga tidak menjadi korban  investasi bodong.

Kepala OJK Kediri Bambang Supriyanto mengemukakan literasi keuangan sangat bermanfaat bagi masyarakat, namun  belum semua masyarakat memahami tentang literasi keuangan. OJK turut serta menggandeng jurnalis dalam mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan.

"Kami di OJK kewalahan dalam mengedukasi masyarakat supaya masyarakat tidak menjadi korban pinjaman ilegal, tidak terkena korban investasi bodong yang sampai saat ini sudah triliunan rupiah," katanya di Kediri, Rabu.

Baca juga: Survei BRI: Inklusi keuangan nasional naik jadi 87,30 persen di 2023

Ia mengungkapkan, tren indeks literasi dan inklusi keuangan meningkat dengan gap yang terus menurun. Namun, gap tersebut masih cukup besar yaitu 35,4 persen berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen.

Selain itu, tantangan lainnya adalah akses lembaga jasa keuangan (LJK) yang belum merata. Di beberapa wilayah akses LJK masih sulit dan masih banyak masyarakat yang belum memiliki akses keuangan.

Ada juga kompleksitas produk keuangan, yaitu  perkembangan digitalisasi sektor jasa keuangan yang lebih cepat dibandingkan perkembangan literasi keuangan dan beberapa tantangan lainnya.

Ia menambahkan, terdapat beberapa sasaran prioritas literasi inklusi 2024 seperti masyarakat daerah 3 T (terdepan, terluar dan tertinggal), nelayan, penyandang disabilitas, UMKM, hingga pelajar atau santri.

Pihaknya menggelar journalist class yang diikuti jurnalis dari Kediri dan Madiun. Dalam acara yang digelar 28-29 Mei 2024 di salah satu hotel wilayah Kediri itu, sejumlah materi disampaikan, antara lain Ketua Sekretariat Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (PASTI) Hudiyanto yang memberikan materi tentang upaya pencegahan dan penindakan investasi ilegal dan pinjaman daring ilegal.

Kemudian, materi pengawasan perusahaan pembiayaan penyelenggara layanan buy now pay later (BNPL) oleh Yustinus Dapot. Ada juga Mohammad Eka Gunda yang akan menyampaikan materi pengawasan penyelenggaraan fintech peer to peer lending atau pinjaman daring serta Ahmad Tricahyono yang memaparkan materi tentang Sistem Layanan Informasi Keuangan atau SLIK.

Baca juga: OJK: Ada 1,36 juta agen laku pandai dari 34 bank di Indonesia

Pada 2024 ini, OJK Kediri telah melaksanakan kegiatan literasi dan edukasi sebanyak sembilan kegiatan dengan sasaran pelajar, santri, mahasiswa, masyarakat umum, perempuan dan nelayan dengan total peserta 807 orang.

OJK, kata dia, mempunyai visi misi yang sama dengan jurnalis yakni memberikan edukasi ke masyarakat. Dengan literasi keuangan, diharapkan masyarakat menjadi mengerti sehingga tidak menjadi korban dan dirugikan.

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024