Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI meluncurkan sebanyak 50 warung Zmart untuk membantu para mustahik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung agar penghasilan meningkat sekaligus menstimulasi pergerakan ekonomi daerah.

"Alhamdulillah hari ini kita meluncurkan program hibah 50 warung Zmart dan Pemprov Babel telah berjanji akan melakukan pendampingan agar usaha ini semakin berkembang," kata Wakil Ketua Baznas RI, H. Mokhamad Mahdum di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan, Zmart adalah salah satu program hibah dari Baznas RI untuk para mustahik agar ke depan tidak lagi menjadi penerima zakat, tapi justru menjadi orang yang membayar zakat.

"Zmart ini uang hibah dari Baznas yang diperoleh dari zakat, infak dan sedekah masyarakat yang dikelola Baznas," ujarnya.

Mustahik penerima hibah Zmart mendapat dana hibah masing-masing Rp10 juta untuk mengembangkan dan mengelola warung sesuai standar yang telah ditentukan Baznas RI, seperti tampilan warung yang jelas, produk-produk yang dijual sama karena Zmart punya sistem logistik sendiri melalui aplikasi, sehingga pemilik tidak perlu meninggalkan warung untuk berbelanja.

Zmart merupakan toko kelontong yang berbasis warung dengan pendekatan modern karena memanfaatkan aplikasi.

"Kita bekerja sama dengan provider berpengalaman di bidangnya sehingga harga produk tidak kalah seperti di mart-mart lainnya," ujarnya.

Ketua Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas RI, Saidah Sakwan, mengatakan tahun ini Baznas RI menargetkan membangun 1.000 warung Zmart se-Indonesia, termasuk 50 Zmart di Babel karena sudah menjadi program nasional Baznas RI.

Dulu Baznas RI punya kendala dalam membangun Zmart karena hambatan logistik yang menentukan efisiensi dan risiko bagi mustahik, namun sekarang sistem logistik sudah bagus, harga murah, efisien dan kompetitif.

"Kami optimistis tahun ini bisa membangun 1.000 warung Zmart di seluruh Indonesia," katanya.

Melalui program itu diyakini para mustahik bisa berkembang dan ekonomi meningkat.

Ia menjelaskan, kriteria mustahik yang mendapat hibah mendirikan Zmart adalah yang sudah tidak berurusan dengan makan apa setiap harinya, karena mereka sudah punya penghasilan rata-rata Rp2 hingga 3 juta/bulan.

Dengan adanya warung ini diharapkan para mustahik bisa memperoleh penghasilan lebih dari Rp6 juta/bulan agar bisa menjadi pembayar zakat.

"Zmart kita berikan kepada mustahik yang awalnya sudah punya toko kelontong bukan yang belum ada toko, karena kita khawatir tingkat kegagalan tinggi," katanya.

Ia menambahkan, Zmart tidak membuka waralaba karena hanya didedikasikan untuk mustahik yang sudah melalui proses penilaian apakah dia masuk untuk kriteria secara syar'i sebagai penerima hibah atau tidak.

Setelah peluncuran Zmart ini Baznas juga terus melakukan pendampingan kepada pemilik agar terus berkembang, inilah bukti kehadiran Baznas untuk menstimulasi pergerakan ekonomi masyarakat di tingkat lokal.

Baznas RI juga membuka untuk CSR untuk korporasi yang ingin mengembangkan program hibah seperti ini agar Zmart bisa dibuka di lingkungan kerja untuk para pegawai perusahaan.

"Kita membuka tanggung jawab sosial dan lingkungan bukan untuk mengurus perdagangannya, tapi lebih ke pemberdayaan mustahik," katanya.

Baca juga: BAZNAS kembangkan 500 retail mustahik

Baca juga: Baznas-PII luncurkan program pemberdayaan mustahik Z-mart di Madiun

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta/Elza Elvia
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024