Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Arini Astasari Widodo Sp.DVE mengatakan pada lansia yang mengidap penyakit gangguan ginjal ada kiat khusus untuk menangani permasalahan kulit yang biasanya terjadi karena adanya pembatasan cairan.

Arini mengatakan, orang dengan gangguan ginjal kronis atau Chronic Kidney Disease (CKD) bisa mengalami masalah kulit kering karena dehidrasi akibat harus membatasi cairan. Selain itu juga karena kurangnya komponen minyak dalam kulit seiring bertambah usia.

“Namanya dia kering kulitnya bisa disebabkan dua hal satu dia memang kurang cairan, kedua kurang komponen minyak, itu dua hal yang membuat kulit kering,” kata Arini dalam diskusi daring memperingati Hari Lansia Nasional 2024 yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menjadi lansia yang berdaya dan sehat di masa tua

Baca juga: Menua dengan sehat, menjadi lansia bermartabat


Berkurangnya kelembaban kulit pada lansia juga karena berkurangnya komponen asam hialuronat yang menarik air ke kulit dan kelembaban natural yang juga berkurang seiring bertambahnya usia seperti ceramide dan lipid pada kulit yang berkurang.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan memberikan hidrasi secara topikal seperti membasuh kulit dengan air dengan lap basah atau water spray.

Selain itu juga bisa menggunakan pelembab atau moisturizer yang memiliki kandungan yang lebih pekat dan banyak komponen minyaknya.

“Untuk membantu mencegah kulit kering namanya moisturizer therapeutic, biasanya ada tiga komponen yang mengandung humectant yang menarik air ke kulit, kemudian yang bersifat emollient yang mengisi celah di dalam kulit, dan ketiga moisturizer yang sifatnya oklusif, dia dapat membuat seperti barrier lipid dalam kulit sehingga mencegah penguapan air ke kulit,” sarannya.​​​​​​​

Arini mengatakan jika pasien mengalami gatal di area kulit yang kering, bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat gatal yang sesuai, karena harus memperimbangkan fungsi ginjal pasien. Biasanya obat akan diberikan dalam dosis yang lebih rendah karena kadar ureum yang tinggi.

Pengobatan juga dilakukan dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk menangani penyakit ginjal dengan pengobatan yang dapat menurunkan kadar ureum yang tinggi dalam darah.


Baca juga: Dokter: Persiapan fisik dan mental penting agar bugar saat lansia

Baca juga: Dokter: Siapkan kebugaran di masa tua sedini mungkin lewat pola makan

Baca juga: Ini kiat berolahraga untuk masa tua yang sehat
​​​​​​​

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2024