Beijing (ANTARA) - Memimpin dunia dalam pengajuan paten, China mengambil langkah untuk menjadi kekuatan kekayaan intelektual (intellectual property/IP), dan cetak biru yang baru saja diluncurkan untuk membangun sistem perlindungan IP merupakan langkah terbaru negara itu dalam upaya ini.

Cetak biru tersebut dirumuskan oleh Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional China (China National Intellectual Property Administration/CNIPA), regulator IP tertinggi di negara itu, bersama delapan otoritas lainnya.

Cetak biru tersebut berfungsi sebagai peta jalan bagi pengembangan IP hingga 2035, dengan China menargetkan untuk memodernisasi dan memperkuat sistem perlindungan IP pada tahun itu, kata Guo Wen, juru bicara CNIPA, dalam konferensi pers pada Selasa (28/5).

Dokumen yang terdiri dari 13 halaman itu menyoroti komitmen China terhadap perlindungan IP dengan meningkatkan efisiensi peninjauan, memperkuat perlindungan hukum, dan berfokus pada industri emerging.

China telah mencatatkan peningkatan yang signifikan dalam efisiensi proses pemeriksaan paten dalam beberapa tahun terakhir, menjadikannya salah satu yang paling efisien secara global.

Menurut data yang dirilis oleh CNIPA, waktu peninjauan pada tahun lalu terpangkas menjadi hanya 16 bulan, lebih singkat dibandingkan dengan Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Korea Selatan.

Rencana baru itu bertujuan untuk lebih mempercepat proses pemeriksaan paten penemuan, memangkas durasinya menjadi 15 bulan pada 2025.

Rencana tersebut juga menekankan pembentukan pusat-pusat yang menawarkan layanan yang efisien bagi perusahaan, seperti tinjauan paten, verifikasi, dan perlindungan.

Pusat-pusat ini akan dibangun melalui kerja sama dengan pemerintah setempat guna mengatasi tantangan dalam memperoleh bukti serta memangkas waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk perlindungan IP.

China telah mendirikan banyak pusat layanan IP cepat di seluruh negeri, melayani lebih dari 150.000 perusahaan. Menurut rencana tersebut, lebih banyak upaya akan didedikasikan untuk memperluas cakupan.
 
   Seorang pengunjung merasakan serunya permainan VR penginderaan gerak di zona pameran KTT Digital China ke-7 di Fuzhou, Provinsi Fujian, China, pada 23 Mei 2024.(Xinhua/Lin Shanchuan)

Kepala CNIPA Shen Changyu dalam sebuah konferensi pers pada April lalu mengatakan bahwa rencana tersebut menyoroti langkah-langkah untuk memerangi pelanggaran IP. 

Dalam meningkatkan perlindungan yudisial terhadap hak-hak IP, rencana itu mengusulkan untuk memperkuat pembangunan pengadilan dan pengadilan khusus IP, sepenuhnya menerapkan sistem hukuman ganti rugi untuk pelanggaran IP, serta meningkatkan aturan bukti dan penghitungan ganti rugi akibat pelanggaran.

Hukuman ganti rugi, yang merupakan kompensasi yang diberikan di samping ganti rugi aktual, bertujuan untuk meningkatkan biaya pelanggaran IP. Sistem hukuman kompensasi di bidang IP telah menarik banyak perhatian.

Pada 2023, pengadilan China menjatuhkan hukuman ganti rugi dalam 319 kasus pelanggaran IP, menandai peningkatan yang luar biasa sebesar 117 persen secara tahunan (year on year). Pengadilan memberikan ganti rugi 3,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan nominalnya mencapai 1,16 miliar yuan.

Badan-badan peradilan juga telah menindak pendaftaran merek dagang ilegal, serta pelanggaran dan pemalsuan merek dagang, dan telah mengerahkan upaya guna mengoptimalkan perlindungan jenis-jenis hak dan kepentingan IP baru, termasuk yang melibatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan hak kepemilikan data.
 
Dua orang staf menunjukkan demonstrasi tiga dimensi materi pengajaran di Sunflower Digital Technology di Shenyang, Provinsi Liaoning, China, pada 7 Mei 2024. (Xinhua/Yang Qing)   

Aturan perlindungan IP terkait bidang-bidang baru dan industri emerging juga telah dimasukkan ke dalam agenda tersebut.

Dokumen itu mengusulkan penguatan penelitian tentang aturan perlindungan IP untuk bidang-bidang seperti AI, teknologi gen, dan siaran langsung daring (livestreaming).

"China akan terus meningkatkan perlindungan terhadap inovasi orisinal perusahaan dalam bentuk dan sektor bisnis emerging seperti perangkat lunak komputer, hak cipta digital, dan kreativitas budaya," ujar Wan Yong, seorang pejabat dari Kejaksaan Agung Rakyat China, dalam konferensi pers.

"China juga akan fokus pada perlindungan hak IP di bidang-bidang mutakhir utama seperti teknologi informasi, biomedis, manufaktur maju, dan energi baru," tuturnya.

China telah memanfaatkan IP untuk mendorong inovasi, terutama dalam memenuhi permintaan akan teknologi dan industri baru dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, misalnya, negara itu telah menempati posisi teratas secara global dalam hal jumlah pengajuan paten untuk teknologi AI, dengan skala industri AI inti melampaui 500 miliar yuan.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024