Washington (ANTARA) - Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengumumkan bahwa pihaknya memberikan kontrak 4 miliar dolar AS (sekitar Rp65 triliun) kepada sejumlah perusahaan sebagai bagian dari inisiatif nasional untuk meningkatkan kemampuan negara itu dalam melawan senjata pemusnah massal (WMD).

Perusahaan-perusahaan yang digandeng Dephan itu adalah Applied Research Associates, Booz Allen Hamilton, Leidos, Peraton, SRC, Two Six Labs, Noblis, Parsons Government Services dan Signalscape.

Mereka mendapatkan kontrak pengiriman tanpa batas/kuantitas dengan batas maksimum kumulatif sebesar 4 miliar dolar AS untuk Direktorat Penelitian dan Pengembangan Badan Pencegahan Ancaman Pertahanan (DTRA), demikian bunyi rilis dari Dephan AS, Rabu.

Perusahaan-perusahaan tersebut akan melakukan berbagai layanan, termasuk penelitian, pengembangan, pengujian, evaluasi, dan pengadaan, untuk memastikan AS mampu melawan ancaman senjata pemusnah massal dari musuh, menurut pernyataan itu.

"Pekerjaan di bawah program ini dibagi menjadi tiga kelompok: kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, ilmu data, dan pengembangan perangkat lunak (Pool 1)," kata Dephan. 

Kemudian operasi dan tindakan pencegahan di lingkungan kimia, biologi, radiologi, dan nuklir menjadi kelompok kerja kedua.

Sedangkan penargetan, operasi informasi, dan peperangan tidak teratur ada di kelompok ketiga.

Pengerjaan kontrak-kontrak tersebut diperkirakan selesai antara Mei 2029 hingga Mei 2034, menurut pernyataan tersebut.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Tokyo sesali veto Rusia tentang larangan senjata pemusnah massal

Baca juga: Mengenal "VX", senjata pemusnah massal yang membunuh Kim Jong-nam


 

Serangan rudal AS untuk hancurkan senjata kimia

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2024