Jakarta (ANTARA) - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Wikanti Asriningrum mengatakan Indonesia memiliki daerah bentangan goba (lagoon) terumbu laut dangkal yang berpotensi menjadi sumber alternatif untuk pangan, berdasarkan pengamatan citra satelit.

Dalam diskusi daring yang diikuti dari Jakarta, Kamis, Peneliti di Pusat Riset Geoinformatika BRIN Prof Wikanti menjelaskan data satelit memperlihatkan potensi pemanfaatan goba terumbu di wilayah Indonesia, termasuk di wilayah Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

"Di dalam goba terumbu, di dalam terumbunya sendiri, dapat menjadi alternatif bagi ketahanan pangan di Indonesia, terutama yang bersumber dari perairan laut dangkal," ujar Wikanti.

Baca juga: Terumbu karang untuk laut keberlanjutan dan ekonomi pesisir

"Goba terumbu atau bentuk lahan terumbu ini menyediakan lebih banyak nutrisi untuk budi daya, misalnya keramba ikan laut, rumput laut, dan sebagainya," kata Wikanti.

Selain itu wilayah tersebut juga menjadi pelindung dan arus bagi pesisir di pulau-pulau kecil yang mendukung budi daya di wilayah tersebut.

Dia memberikan contoh beberapa wilayah dengan bentangan goba terumbu yaitu di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Wikanti menyebut model grafik dan citra komposit yang dilakukan di area Pulau Panggang memperlihatkan goba terumbu di wilayah itu masih dalam keadaan mulus atau muda.

Baca juga: KKP ajak dunia tangani tata kelola terumbu karang berkelanjutan

Namun di sisi lain, kata dia, model grafik dan citra komposit di Pulau Semak Daun yang juga berada di Kepulauan Seribu memperlihatkan potensi goba terumbu di wilayah itu sudah berada dalam tahap lanjut dalam konteks umur geologi.

Dia menjelaskan data pencitraan satelit sendiri dibutuhkan dalam pengembangan goba terumbu dangkal sebagai alternatif pangan, salah satunya untuk memberikan kesepahaman yang sama antara peneliti, pemangku kebijakan dan pelaut.

Karena selain pemanfaatan sebagai alternatif sumber pangan, juga dapat menjadi sumber air. "Karena bersih goba terumbu bisa menjadi sumber air untuk diproses menjadi air siap minum, seperti yang di Pulau Panggang," jelasnya.

Baca juga: Indonesia ajak dunia dorong pengelolaan berkelanjutan terumbu karang

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024