Maumere (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah membuat ilaran api untuk mencegah aliran lava Gunung Ile Lewotolok membakar vegetasi dan bergerak ke pemukiman warga.

"Sudah buat ilaran api agar api tidak meluas," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata Andris Koban ketika dihubungi dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, Kamis.

Langkah tersebut diambil karena BPBD Lembata mendapatkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok bahwa ada penambahan jarak aliran lava yang perlu diantisipasi apabila membakar vegetasi di sekitar.

Ilaran ialah penyekatan di kawasan hutan atau lahan agar api tidak merambat ke wilayah lain yang lebih luas, khususnya pemukiman warga.

Baca juga: Badan Geologi sebut ada penambahan jarak aliran lava Ile Lewotolok

Langkah itu pun diinisiasi oleh Pemerintah Desa Amakaka, desa di sebelah barat gunung api itu yang menjadi wilayah berpotensi arah aliran lava tersebut, serta dibantu tim BPBD Lembata.

"Jadi kalau tempatnya atau jalurnya bersih, api mati," ucapnya.

Terkait dengan aktivitas erupsi gunung tersebut yang kini berada pada Level III atau Siaga, Andris mengimbau masyarakat Desa Amakaka dan sekitarnya agar tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral barat sejauh tiga km dari pusat aktivitas gunung.

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian barat puncak.

"Gunakan masker atau pelindung mulut dan hidung, serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit agar terhindar dari paparan abu erupsi," kata Andris.

Baca juga: Badan Geologi sebut letusan eksplosif Ile Lewotolok masih berlangsung
Baca juga: Badan Geologi rekam kejadian gempa tremor menerus Gunung Ile Lewotolok

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024