Shanghai, China (ANTARA) - Para pakar China pada Rabu (29/5) menyerukan pembangunan sistem penghitungan emisi karbon yang lebih ilmiah dan adil.

Para pakar menyampaikan hal itu saat peluncuran sebuah laporan tentang emisi karbon berbasis konsumsi yang diselenggarakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).

Laporan CAS itu menganalisis emisi karbon berbasis konsumsi di negara-negara maju dan berkembang utama dari 1990 hingga 2019. 

Laporan tersebut menyatakan bahwa emisi karbon berbasis konsumsi di negara-negara maju utama secara umum lebih tinggi dibandingkan emisi karbon berbasis produksi mereka, sedangkan hal sebaliknya justru terjadi di negara-negara berkembang utama.

Menurut laporan itu, negara-negara maju utama mentransfer 1,48 miliar ton emisi karbon ke negara dan kawasan lain melalui perdagangan internasional pada 2019, sedangkan negara-negara berkembang utama menanggung 3,39 miliar ton emisi karbon pada tahun yang sama.

Laporan tersebut menyajikan sudut pandang baru untuk melindungi hak-hak dan kepentingan negara-negara berkembang, ujar Chai Qimin dari Pusat Nasional China untuk Strategi Perubahan Iklim dan Kerja Sama Internasional.

"Pengukuran emisi karbon global yang berlaku saat ini berfokus pada sisi produksi, yang tidak adil bagi pembangunan negara-negara berkembang," katanya. 

Menurut Wei Wei, yang menjabat sebagai wakil presiden Shanghai Advanced Research Institute (SARI) di bawah CAS, laporan itu merupakan yang pertama terkait emisi karbon yang berbasis konsumsi di China dan berfokus pada emisi karbon akibat konsumsi manusia.

Laporan itu menyerukan integrasi emisi karbon berbasis produksi dan berbasis konsumsi, serta penetapan alokasi pengurangan karbon yang lebih ilmiah di masing-masing negara.

"Kami berharap dapat membangun basis data emisi karbon berkaliber lengkap, yang memberikan basis ilmiah lebih baik untuk pengurangan emisi global dan tata kelola perubahan iklim," ujar Wei.

"Di masa mendatang, kami akan lebih mengoptimalkan metode akuntansi untuk mencapai presisi penghitungan emisi karbon yang lebih tinggi, seperti penggunaan satelit untuk mengamati proses aliran karbon," katanya, menambahkan.

Laporan yang digagas oleh SARI tersebut disusun bersama oleh Universitas Akademi Ilmu Pengetahuan China, Institut Lingkungan Perkotaan yang dinaungi oleh CAS, dan Universitas Tsinghua. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2024