Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau para pembudidaya ikan di provinsi ini efisien dalam memanfaatkan air saat memasuki musim kemarau.

Kepala Bidang Perikanan Budidaya DKP DIY Suwarto di Yogyakarta, Kamis, mengatakan selama kemarau para pembudidaya ikan, khususnya lele atau nila tidak perlu terlalu sering mengganti air kolam.

"Memasuki kemarau ketersediaan air harus selalu diperhatikan. Harus lebih efisien dan efektif pengelolaannya," kata dia.

Meski tidak rutin mengganti air kolam, menurut Suwarto, pembudidaya ikan di DIY dapat menerapkan teknologi kincir sehingga sirkulasi serta kadar oksigen pada air tetap terjaga.

Selain itu, lanjut dia, kepadatan ikan pada kolam perlu dikendalikan agar kualitas air tidak cepat menurun.

Baca juga: DIY usul penetapan kawasan konservasi terumbu karang Pantai Wediombo

Baca juga: DIY gencarkan pelatihan diversifikasi pengolahan ikan bagi masyarakat


Dia mengatakan efisiensi pemanfaatan air juga dapat diterapkan dengan tidak serta merta membuang air limbah kolam budidaya.

Menurut Suwarto, air limbah kolam ikan masih bisa digunakan untuk pengairan lahan pertanian, apalagi banyak kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

"Air kolam ikan budidaya jangan sampai terbuang sia-sia karena bisa diintegrasikan dengan tanaman pertanian," ujar dia.

Memasuki musim kemarau, Suwarto juga meminta para pembudidaya ikan di DIY menerapkan cara budidaya ikan yang baik (CBIB) sehingga ikan terhindar dari bakteri seperti aeromonas hydrophila yang dapat menyebabkan penyakit berbahaya pada ikan.

"Yang penting kita menerapkan pencegahan sebab kalau sampai terkena wabahnya akan lebih sulit mengobati," kata dia.

Dengan efisiensi penggunaan air disertai penerapan CBIB, Suwarto optimistis target produksi ikan budidaya yang dicanangkan mencapai 97.468 ton pada 2024 akan tercapai.

Dia juga meyakini potensi kekeringan saat musim kemarau tidak akan signifikan mempengaruhi produksi ikan budidaya di DIY sebab sebagian besar menggunakan sumber air sumur bor.

Menurut dia, kekeringan saat kemarau panjang bisanya hanya berpengaruh pada budidaya ikan yang memanfaatkan saluran irigasi.

Suwarto menyebut dari seluruh pembudidaya ikan di DIY yang jumlahnya mencapai lebih dari 41.482 orang, yang memanfaatkan air irigasi untuk produksi ikan hanya 5 sampai 10 persen, selebihnya menggunakan sumber air sumur bor.

Baca juga: DKP DIY sebut Pelabuhan Gesing Gunungkidul diresmikan Oktober 2024

Baca juga: DKP DIY minta nelayan tidak memaksakan diri melaut saat cuaca ekstrem

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024