Banjarbaru (ANTARA) - Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) meninjau situs Geopark Meratus di Kalimantan Selatan (Kalsel) sebelum menjalani tahapan penilaian dan kunjungan dari UNESCO pada Juli 2024 untuk ditetapkan sebagai Global Geopark.

Ketua Tim KNGI Rustam Efendi di Banjarbaru, Kamis, bersama sejumlah pakar KNGI dan kementerian terkait melakukan peninjauan ke sejumlah situs geologi, situs budaya hingga situs nirbenda yang memiliki nilai sejarah sejak ratusan juta tahun lalu, tersebar di enam kabupaten/kota.

“Tim KNGI akan bekerja dalam waktu tiga hari ke depan. Jika ada temuan dan saran, akan segera disampaikan ke Badan Pengelola Geopark Meratus (BPGM) untuk ditindaklanjuti sebelum kedatangan tim UNESCO,” katanya.

Baca juga: Kemenko Marves nilai Geopark Meratus layak menjadi UGGp

Pada kunjungan lapangan hari pertama, Ketua Dewan Pakar KNGI Prof Mega Rosiana didampingi Ketua BPGM Hanifah Dwi Nirwana meninjau situs geologi di rute timur yang memiliki sejarah proses pembentukan akibat kejadian bumi (geologi) yang diperkirakan sudah berumur 180 juta tahun.

Tim Dewan Pakar KNGI mengunjungi Batu Sekis Sei Kambang, kemudian sejumlah situs yang berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam di antaranya, Batu Kulit Ular, Pesanggarahan Kolonial Belanda, Taman Konservasi Anggrek Hutan, hingga Pendulangan Tradisional Intan Cempaka.

Setelah meninjau situs geopark di rute timur, Prof Mega menilai BPGM masih perlu meningkatkan pengelolaan pada beberapa situs geologi itu.

Baca juga: Pemprov Kalsel: UNESCO evaluasi Geopark Pegunungan Meratus

“Persentase dan paparan dalam bahasa lokal dan internasional harus seimbang karena nantinya tim UNESCO yang menilai langsung. Saya meminta BPGM menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang lebih menguasai bidangnya, narasi harus disiapkan sematang mungkin agar tidak kebingungan saat pemaparan di hadapan tim UNESCO,” ujarnya.
Tim Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) meninjau Batu Kulit Ular yang merupakan salah satu situs Geopark Meratus yang sudah ada sejak ratusan juta tahun lalu di Tahura Sultan Adam, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (30/5/2024). (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang)
Ketua BPGM Hanifah Dwi Nirwana mengatakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus melakukan upaya untuk mendorong agar Geopark Meratus segera menjadi UNESCO Global Geoparks (UUGp) setelah resmi ditetapkan sebagai Nasional Geopark pada 2018 lalu.

Hanifah mengatakan ada sebanyak 54 situs Geopark Meratus yang memiliki warisan budaya dan sejarah geologi yang terbentang luas pada enam kabupaten/kota di kawasan Pegunungan Meratus.

Pemerintah provinsi hingga kabupaten dan kota, kata dia, fokus memperbaiki berbagai sarana dan prasarana yang belum memadai sehingga nantinya layak mendapatkan status UGGp.

Baca juga: Dispar Kalsel: Geopark Meratus sudah siap dinilai UNESCO

“Tidak hanya sebagai pelestarian alam, Geopark Meratus juga kita rancang sebagai tujuan ekowisata yang menarik bagi turis lokal hingga mancanegara. Dalam pengelolaannya pun, kita melibatkan masyarakat sekitar,” ujar Hanifah.

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024