Jakarta (ANTARA) -
Pemerhati antikorupsi Yudi Purnomo mengatakan tugas Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan dan Dewan Pengawasan KPK menghadapi banyak tantangan, salah satunya keberanian untuk mencoret calon pimpinan yang bermasalah akan diuji.
 
Menurut dia, KPK membutuhkan pemimpin yang tidak bermasalah dari sisi integritas dan tidak menjadi masalah baru ketika menjadi pimpinan KPK, ⁠dipercaya akan mampu meningkatkan kepercayaan publik dan dipercaya akan meningkatkan kinerja KPK serta berprestasi
 
"Namun semua hal tersebut baru dapat dilakukan jika pansel berani mencoret pimpinan KPK sejak awal seleksi bahkan sejak proses administratif ketika ada yang mendaftar merupakan orang yang bermasalah, mendapat reaksi negatif publik, dan rekam jejaknya buruk," kata Yudi di Jakarta, Kamis.
 
Yudi menuturkan, dengan sudah diumumkan nama-nama Pansel Capim KPK maka dimulai-lah proses seleksi pimpinan KPK.
 
Menurut dia, dari nama-nama Pansel yang beredar tentu tidak ada yang meragukan rekam jejak dan keahliannya.
 
Namun, kata dia yang harus dihadapi oleh Pansel adalah mereka akan menyeleksi pimpinan KPK ketika keadaan KPK sedang tidak baik baik saja, masalah korupsi dan krisis integritas yang melanda KPK dan kontroversi yang lebih banyak dibanding prestasi memberantas korupsi membuat kepercayaan publik menurun drastis.
 
"Belum lagi kinerja aparat penegak hukum lain seperti kejaksaan yang lebih baik dari KPK," kata dia.

Baca juga: KPK: Pansel Capim KPK harus independen dan serap aspirasi masyarakat

Baca juga: Yudi Purnomo: Siapa saja bisa daftar jadi Capim KPK asal berintegritas

Baca juga: KPK: Pansel Capim KPK harus paham tantangan pemberantasan korupsi
 
Mantan Ketua Wadah Pegawai KPK menambahkan, tanpa keberanian itu, pansel hanya akan menjadi cap stempel normatif saja ada seleksi pimpinan KPK.
 
"Karena, tidak mungkin sapu yang kotor bisa membersihkan lantai yang kotor," ujarnya.
 
Kondisi itu merujuk pada pengalaman pansel sebelumnya yang meloloskan hingga tahap akhir Firli Bahuri, walau mendapat penolakan publik dan akhirnya terbukti ketika menjadi ketua KPK malah menjadi tersangka korupsi.
 
"Ini harus menjadi pelajaran pansel kali ini untuk memilih 10 orang yang terbaik sebelum dipilih DPR," ucap Yudi.
 
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengumumkan sembilan nama anggota Pansel Capim dan Dewas KPK, yang akan dipimpin oleh Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Yusuf Ateh.
 
Hal itu disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis.
 
Pratikno mengatakan selain Yusuf Ateh, nama lain yang ditunjuk yakni Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria, yang akan bertugas sebagai Wakil Ketua sekaligus anggota Pansel KPK.
 
Sedangkan tujuh orang anggota Pansel KPK lainnya yakni Ivan Yustiavandana, Nawal Nely, Ahmad Erani Yustika, Y. Ambeg Paramarta, Elwi Danil, Rezki Sri Wibowo, dan Taufik Rachman.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2024