Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di DKI Jakarta pada Jumat pagi berada dalam kategori tidak sehat, dan berada di posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir, pada pukul 06.04 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 183, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi polutan 101 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi tersebut setara 20,2 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Setelah Jakarta pada peringkat pertama, kota dengan kualitas udara terburuk lainnya, yakni Kinshasa, Kongo dengan indeks kualitas udara di angka 179, kemudian Dubai, Uni Emirat Arab di angka 162.

Sejumlah wilayah di Jakarta yang tercatat memiliki kualitas udara dengan kategori tidak sehat, yakni Cilandak Barat, Jeruk Purut dan Kuningan.

Masyarakat pun direkomendasikan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan, mengenakan masker saat di luar, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.

Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mencatat bahwa kualitas udara di Jakarta secara keseluruhan untuk polusi udara PM2,5 berada pada kategori sedang dengan indeks angka 100.

Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif, dan nilai estetika.

Sejumlah wilayah yang tercatat berada pada kategori udara sedang, yakni Kebon Jeruk, Kelapa Gading dan Lubang Buaya.

Baca juga: Kualitas udara DKI Jakarta nomor tiga terburuk di dunia



 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Edy Sujatmiko
COPYRIGHT © ANTARA 2024