Ulsan, Korea Selatan, (ANTARA/PRNewswire)- Ulsan Nam-gu, kawasan industri No.1 di Korea, yang dijuluki "Kota Paus" (City of Whales), akan menggelar "Jangsaengpo Hydrangea Festival" di Osaek Hydrangea Park yang berlokasi di Jangsaengpo Whale Cultural Village. Festival tahun ini akan berlangsung pada 7-20 Juni.

Pembangunan Osaek Hydrangea Park yang berlokasi di Jangsaengpo Whale Cultural Village, telah berjalan selama enam tahun terakhir. Lebih dari 30.000 tanaman hydrangea telah ditanam di lokasi ini. Proyek yang melibatkan komunitas ini telah mengubah Jangsaengpo menjadi sebuah desa hydrangea yang menawarkan pemandangan indah berwarna biru ketika hydrangea bermekaran setiap Juni. Osaek Hydrangea Park memiliki 35 varian hydrangea yang menyajikan pesona artistik seperti lukisan.

Selama festival berlangsung, pengunjung tak hanya bisa menikmati keindahan hydrangea, namun juga beragam aktivitas seperti pertunjukan kembang api hydrangea dan konser taman. Sejumlah area berfoto di tempat ini menjadi spot ideal untuk mengabadikan momen berkesan, sedangkan monorel akan membawa Anda melintasi pemandangan hydrangea yang memukau.

Festival ini memadukan pengalaman visual dan interaktif sehingga cocok untuk pengunjung dari segala usia. Festival tahun lalu yang berlangsung selama tiga hari sukses menarik kunjungan 65.000 orang. Maka, festival tahun ini digelar dengan waktu yang lebih lama, yakni 14 hari. Jumlah pengunjung pun diperkirakan semakin banyak.

Setelah Hydrangea Festival, Jangsaengpo akan terus menggelar sejumlah festival lain sepanjang tahun ini, termasuk "Horror Festival" pada Agustus dan "Whale Festival" pada September, yang menampilkan pesona unik kawasan tersebut.

Tentang Ulsan dan Jangsaengpo

Ulsan dihuni banyak perusahaan besar, seperti HD Hyundai Heavy Industries dan Hyundai Motor Company, sehingga menyandang status kawasan industri terbesar di Korea. Menurut statistik 2022, PDB regional Ulsan tercatat sekitar US$ 54,5 miliar, sedangkan PDB regional per kapita mencapai US$ 44.800, menempati peringkat pertama di antara kota metropolitan lain di Korea. Meski berlatar belakang industri, berbagai proyek pelestarian alam yang berjalan sejak awal 200 menjadikan Ulsan sebuah kota yang memiliki tingkat debu terendah di Korea. 

Jangsaengpo sempat menjadi desa nelayan yang makmur ketika aktivitas berburu paus berkembang pesat pada akhir 1970-an. Namun, desa ini meredup setelah larangan berburu paus diberlakukan International Whaling Commission pada 1986. Pada era 2000-an, Nam-gu merevitalisasi sejarah perburuan paus Jangsaengpo lewat sejumlah proyek kebudayaan. Nam-gu juga membangun Museum Paus, serta mengembangkan Jangsaengpo sebagai Zona Kebudayaan Paus. Kini, area tersebut menawarkan sejumlah atraksi— Jangsaengpo Cultural Warehouse, gudang yang telah diubah fungsinya, dan menciptakan kembali desa nelayan paus pada dekade 1960-an yang menampilkan berbagai pengalaman interaktif, seperti pertunjukan "Squid Game".

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024