Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, dibuka menguat di tengah melemahnya data ekonomi Amerika Serikat (AS).
 
Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah naik 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp16.250 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.265 per dolar AS.
 
"Semalam data ekonomi AS seperti data PDB kuartal I dan komponennya, klaim tunjangan pengangguran, penjualan rumah tertunda dirilis lebih buruk dari ekspektasi pasar," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
 
Pelemahan data-data tersebut memperbesar peluang pemangkasan suku bunga acuan AS. Hal itu membuat penguatan dolar AS sebelumnya tertahan dan mengalami koreksi.
 
Pagi ini indeks dolar AS kembali bergerak di kisaran 104, di sekitar 104,70-an.
 
Tapi di sisi lain, pelaku pasar masih mau melihat data inflasi terbaru AS dari Indeks Harga Personal Consumption Expenditure (PCE) Inti bulan April yang akan dirilis malam ini sehingga pelemahan dolar AS mungkin tidak terlalu dalam.

Konflik di Timur Tengah yang memanas belakangan ini juga turut menjaga kekuatan nilai dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.
 
Ariston memperkirakan rupiah masih berpeluang berkonsolidasi hari ini di kisaran Rp16.200 per dolar AS sampai dengan Rp16.280 per dolar AS terhadap dolar AS.

Baca juga: BI dalam tahap penelitian untuk siapkan peluncuran rupiah digital
Baca juga: Pakar Unair sambut baik rencana BI terbitkan rupiah digital
Baca juga: Rupiah Kamis pagi turun 76 poin menjadi Rp16.236 per dolar AS

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2024