Solo (ANTARA News) - Jawa Tengah (Jateng) menolak beras impor karena untuk di daerah ini dalam tahun 2006 sudah mengalami surplus sebanyak 1,5 juta ton beras, kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Ali Mufiz. "Apabila Pemerintah Pusat mempunyai kebijakan impor beras silahkan tetapi jangan ada satu butir beras impor pun yang masuk di Jawa Tengah," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah seusai membuka Bengawan Solo Festival (BSF) di Solo, Jumat. Ia meminta untuk itu jangan sampai ada pedagang beras impor yang menjual komoditasnya itu ke daerah Jawa Tengah. Dikatakan untuk Jawa Tengah sekarang ini sedang musim panen, kalau sampai beras impor itu masuk ke daerah ini kasihan sama petani karena harga komoditas ini akan jatuh. "Saya berpendapat sebaiknya kalau Pemerintah Pusat mau impor beras jangan pada musim panen dan bisa dicarikan ketika tidak musim panen sehingga tidak akan merugikan petani," katanya. Menyinggung mengenai pencegahan jangan sampai beras impor masuk di Jawa Tengah, ia mengatakan itu memang sangat sulit, apalagi di daerah ini merupakan jalur lintas utama daerah Jawa Timur ke Jabar atau DKI Jakarta. "Ya dulu memang ada rencana setiap truk yang masuk kejembatan timbang mau diperiksa tetapi rencana itu tidak jadi dilaksanakan karena kurang tepat, ya saya menghimbau saja kepada para pedagang jangan memasukkan beras impor ke Jawa Tengah," katanya. Menyinggung mengenai daerah yang rawan kekeringan pada musim kemarau yang berkepanjangan ini, ia mengatakan ada lima kabupaten di provinsi ini yang diindikasikan akan mengalami keringan yang parah. Untuk itu perlu ada penataan kembali musim pola tanam karena petani sekarang ini memaksakan untuk menanam padi terus padahal tanaman ini perlu banyak air.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006