Seoul (ANTARA) - Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada Jumat mengumumkan bahwa Korea Selatan dan Utara tidak melakukan perdagangan lintas batas tahun lalu akibat hubungan antar-Korea yang sedang tegang.

Hal itu menandai pertama kalinya kedua Korea tidak melakukan perdagangan lintas batas sejak 1989, ketika mereka mulai berdagang, menurut Buku Putih Unifikasi 2024 yang dikeluarkan oleh kementerian tersebut.

Kementerian Unifikasi Korsel mencatat nilai kumulatif transaksi antar-Korea mencapai 24,86 miliar dolar AS atau sekitar Rp404 triliun selama rentang tahun 1989 hingga 2022.

Selain tidak mencatatkan perdagangan lintas batas, jumlah bantuan kemanusiaan dari Seoul ke Pyongyang juga mencapai titik terendah sepanjang masa. Nilai bantuan Korsel ke Korut pada 2023 merupakan yang terkecil sejak 1995, ketika kementerian mulai mengumpulkan data terkait.

Bantuan nutrisi Korea Selatan untuk anak-anak Korea Utara dan bantuan kemanusiaan lainnya ke Korea Utara berjumlah 900 juta won (sekitar Rp10,5 miliar) pada 2023, yakni turun dari 2,6 miliar won pada tahun sebelumnya.

Baca juga: Korsel kecam kiriman balon-balon pembawa sampah dari Korut

Dari jumlah tersebut, kelompok masyarakat sipil memberikan bantuan senilai 700 juta won atau senilai Rp8,2 miliar.

Kementerian Unifikasi Korsel juga mengatakan kedua Korea tidak mengalami pertukaran personel selama tiga tahun berturut-turut hingga 2023.

Adapun sebelumnya Korea Utara memerintahkan warganya untuk tidak menggunakan kata yang berarti "unifikasi" atau "Korea bersatu" untuk menamai anak-anak mereka, karena rezim yang represif sedang meningkatkan upaya untuk menghapus petunjuk unifikasi.

Pemerintah Korut baru-baru ini melarang orang menamai anak-anak dengan kata Tongil, Hana, dan Hankook, yang masing-masing dalam Bahasa Korea berarti penyatuan, satu, dan Republik Korea.

Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya Pemerintah Korut untuk menghapus petunjuk unifikasi setelah pemimpinnya, Kim Jong Un, mendefinisikan hubungan antar-Korea sebagai hubungan "antara dua negara yang saling bermusuhan" pada pertemuan partai akhir tahun lalu.

Sumber : Yonhap

Baca juga: Korut larang warganya namai anak mereka dengan arti "unifikasi"

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2024