Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebutkan bahan peledak impor milik PT Pindad (Persero) tertahan di pelabuhan peti kemas lantaran kontainer yang masih menumpuk.

Hal ini disampaikan Zulkifli saat menjelaskan keterlambatan dirinya dalam peluncuran Trade Expo Indonesia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, Jumat.

"Tadi menerima tamu datang dari Dirut PT Pindad (Abraham Mose). Mengadu karena mendesak, jadi saya terima. Rupanya ada impor bahan peledak, enggak bisa keluar dari pelabuhan," ujar Zulkifli.

Ia menyampaikan bahan peledak impor PT Pindad telah tiba sejak Maret 2024. Namun, persetujuan impor (PI) dari perusahaan tersebut baru keluar April 2024.

Kemudian Zulkifli bertanya kepada Dirut Pindad, mengapa persetujuan impor baru bisa keluar pada April 2024. Lalu, dengan mengutip penjelasan Dirut Pindad, Zulkifli mengatakan bahwa keterlambatan surat PI karena waktu dari Pertimbangan Teknis (Pertek).

"Itu sama-sama susah, dia susah barangnya enggak bisa keluar, Bea Cukai susah, karena takut meledak. Saya tanya kenapa enggak bisa keluar, katanya barang datang Maret, ngurus izinnya baru April, jadi ada selisih," katanya.

Baca juga: Mendag sebut PTFI dapat izin perpanjang ekspor konsentrat tembaga

Baca juga: Mendag sebut IEU CEPA selesai sebelum Oktober 2024


Diketahui, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor telah menyebabkan 26.415 kontainer tertahan di Jakarta Internasional Containee Terminal (JICT) Tanjung Priok Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Tertahannya kontainer tersebut karena dalam Permendag 36/2023 mensyaratkan aturan teknis seperti laporan surveyor dan Pertek.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan sebanyak 16.451 kontainer yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak telah dibebaskan. Jumlah itu setara dengan 62,3 persen dari total 26.415 kontainer yang tertahan.

"Sejak penerbitan Permendag 8/2024 dan kunjungan kami bersama Pak Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, saat ini sudah diselesaikan sebanyak 16.451 atau 62,3 persen total kontainer yang tertahan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Mei 2024 di Jakarta, Senin (27/5).

Kontainer yang tertahan di Tanjung Priok telah dibebaskan sebanyak 9.444 kontainer dari 17.304 kontainer (54,6 persen). Sementara di Tanjung Perak telah diselesaikan sebanyak 7.007 kontainer dari 9.111 kontainer (76,9 persen).

Secara keseluruhan, sebanyak 15.662 kontainer telah selesai urusan kepabeanan, 73 kontainer direekspor, dan 716 kontainer dalam pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).

Baca juga: Mendag targetkan TEI 2024 catat transaksi hingga 15 miliar dolar AS

Baca juga: Mendag sebut Permendag 8/2024 tak bisa direvisi kembali

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2024