Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meneliti pemanfaatan gas biogenik rawa sebagai energi alternatif bagi masyarakat daerah terpencil pada pesisir sistem delta sungai besar di Indonesia.
 
Peneliti Pusat Riset Sumber Daya Geologi BRIN Hananto Kurnio mengatakan gas biogenik rawa dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar tanpa membangun infrastruktur jaringan gas, alat transportasi, dan mengurangi ketergantungan pada gas konvensional.
 
"Di Kalimantan Barat, rembesan gas ke permukaan berhasil digunakan untuk menghidupkan kompor dan genset gas," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
 
Sedangkan di Sidoarjo dan Pasuruan, Jawa Timur, gas bionik rawa yang terperangkap dalam sedimen kuartet bawah dasar laut serta terdapat gas termogenik belum dimanfaatkan untuk masyarakat.

Baca juga: Kapal Geomarin Kementerian ESDM temukan potensi gas di perairan Bali
Baca juga: Geolog: Gas biogenik diduga penyebab munculnya api di pegunungan TTS
 
Kajian Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan kondisi pasokan gas yang relatif kecil saat ini bisa dimanfaatkan untuk rumah tangga dan moda transportasi dengan skala kecil.
 
"Gas biogenik rawa juga ramah lingkungan dan dapat mengurangi efek rumah kaca," kata Hananto.
 
Di Indonesia, penelitian geologi kelautan sangat penting karena sebagian besar wilayah negara ini terdiri dari laut yang juga menyimpan sumber daya energi dan mineral.
 
Kepala Pusat Riset Sumber Daya Geologi BRIN Iwan Setiawan mengatakan pemanfaatan potensi gas biogenik rawa membutuhkan komitmen periset dan institusi di bidang geosains.
 
"Kolaborasi yang baik akan memegang posisi strategis dalam riset geologi kelautan,” pungkas Iwan.

Baca juga: PLN EPI dukung pemerintah dan KKKS dalam pemanfaatan gas bumi RI
Baca juga: BPH Migas dorong optimalisasi gas bumi jadi penopang transisi energi
Baca juga: Menteri ESDM sebut gas bumi jadi solusi penyediaan energi bersih

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2024