Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan Indonesia harus mengoptimalkan dua faktor utama yaitu infrastruktur digital dan talenta digital agar bisa menjaga kedaulatan negara di tengah momen transformasi digital global.

Hal itu disampaikannya menanggapi banyaknya kekhawatiran masyarakat terkait kedaulatan negara di ruang digital dengan adanya adopsi teknologi-teknologi terkini di Indonesia seperti generatif AI hingga penggunaan satelit Starlink.

"Baik infrastruktur dan human capital, menurut saya dua kunci penting yang perlu diperhatikan dalam rangka kedaulatan digital," kata Nezar dalam acara bertajuk "Starlink di Indonesia:Peluang Kebijakan Publik dan Tantangan Kedaulatan Informasi" di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kemenkominfo buka konsultasi publik RPM laksanakan amanat PP 46/2021

Nezar mengatakan dengan masifnya perkembangan teknologi di dunia dan mulai masuk ke Indonesia, seharusnya sebagai bangsa saat ini masyarakat harus bisa merefleksikan diri.

Ia berpendapat momen ini harus menjadi pembuktian apakah upaya dan langkah untuk meningkatkan infrastruktur digital dan talenta digital dalam akselerasi transformasi digital Indonesia sudah tepat atau belum.

Dibandingkan dengan hanya melihat hal-hal negatif dari teknologi yang berkembang, Nezar mengajak masyarakat untuk bisa menyiapkan kedua faktor utama tersebut agar kedaulatan negara bisa dijaga di era digital ini.

Salah satu yang menurutnya penting dari sisi talenta digital ialah kontribusi perguruan-perguruan tinggi untuk bisa menghadirkan riset dan solusi teknologi alternatif.

"Menurut saya, ini saatnya kampus-kampus melakukan riset dan pengembangan, itu menjadi kata kunci juga ya supaya kita bisa menghasilkan teknologi-teknologi alternatif (untuk bersaing dengan teknologi asing)," katanya.

Membahas talenta digital, Nezar berharap masyarakat bisa menumbuhkan keterbukaan dan menyerap teknologi-teknologi baru tersebut untuk nantinya bisa dikembangkan sesuai dengan kondisi negara.

Ia mencontohkan negara yang telah berhasil melakukan hal itu ialah China. Dalam beberapa dekade terakhir negara itu aktif menciptakan inovasi baru setelah dengan masif mempelajari berbagai perkembangan teknologi digital dari negara-negara maju lainnya.

"Mereka membuka diri bekerja sama dengan negara-negara yang teknologinya lebih maju dengan syarat penting bahwa ada transfer teknologi. Ini kita perlu memperkuat posisi bukan cuma jadi pengguna atau konsumen tapi ikut jadi player dalam global supply chain untuk memproduksi alat-alat teknologi itu,"ujar Nezar.

Nezar pun berharap masyarakat Indonesia bisa mendukung pengembangan kedua faktor penting itu sehingga ke depannya kekhawatiran mengenai kedaulatan negara di era digital dapat dihindari.

Baca juga: Penerapan aturan registrasi IMEI turunkan tren ponsel ilegal

Baca juga: Ragam aturan dari Pemerintah sebagai dasar inovasi AI tumbuh positif

Baca juga: Menkominfo unjuk capaian bidang digital Indonesia di WSIS 2024

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2024