Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai meminta langkah penguatan pengawasan siswa di luar jam sekolah, menyusul adanya aksi pengeroyokan yang berujung korban meninggal dunia di wilayah Kota Batu, Jawa Timur.

Aries yang juga merupakan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, di Kota Batu, Jumat mengatakan, peristiwa yang menimpa R (14) salah satu siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang meninggal dunia akibat dikeroyok teman-temannya, menjadi keprihatinan yang mendalam.

"Ini berita duka yang tidak kita inginkan. Saya mengingatkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, agar ada pemantauan jam-jam di luar sekolah, baik oleh sekolah maupun orang tua," kata Aries.

Aries menjelaskan peranan orang tua menjadi kunci pengawasan anak bagi para siswa khususnya di luar jam sekolah. Ia berharap peristiwa yang menimpa salah satu siswa SMP di wilayah Kota Batu tersebut tidak lagi terulang.

Menurutnya, kegiatan siswa di luar sekolah seperti belajar kelompok, sebaiknya dilakukan di dalam lingkungan sekolah. Hal tersebut, lanjutnya, akan memudahkan pengawasan aktivitas anak agar tidak terjerat hal-hal yang negatif.

Baca juga: KPPPA: Hukum pelaku tewasnya pelajar di Situbonndo sesuai UU SPPA

"Saya mendengar peristiwa tersebut terjadi di luar jam sekolah dengan alasan kerja kelompok. Tentunya, kerja kelompok perlu diawasi, di mana tempatnya," kata Aries.

Terkait dengan peristiwa pengeroyokan yang berujung meninggalnya korban berinisial R tersebut, lanjut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu sepenuhnya menyerahkan proses hukum kepada pihak kepolisian. Polisi mengamankan lima anak yang berhadapan dengan hukum.

"Tapi kami berharap dari Komisi Perlindungan Anak tetap memberikan perhatian juga, karena ini masih anak di usia dini. Kita berharap tidak lepas dari perhatian juga," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban berinisial R yang tinggal Jalan Bromo RT 4 RW 12, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, meninggal dunia Jumat (31/5). Korban diduga dikeroyok sejumlah rekannya pada Sabtu (25/5).

Baca juga: Polres Aru tangkap dua pelajar SMA diduga aniaya teman hingga tewas

Saat itu, berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban tengah belajar kelompok dan kemudian pulang ke rumahnya. Saat pulang ke rumah, korban terlihat biasa saja namun pada Minggu (26/6) korban mengaku sakit kepala kepada orang tuanya.

Pada Jumat (31/5) korban kembali mengeluh sakit kepala dan mengalami mual. Pada akhirnya korban dibawa ke rumah sakit terdekat, namun nyawa korban tidak bisa diselamatkan. Pihak keluarga korban kemudian melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian.

Kasat Reskrim Polres Batu AKP Rudi Kuswoyo mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah mengamankan lima orang anak yang berhadapan dengan hukum untuk dimintai keterangan. Lima anak yang berhadapan dengan hukum itu, sebagian merupakan teman sekolah korban.

"Sudah mengamankan anak berhadapan dengan hukum lima orang. Saat ini kami mintai keterangan dan proses masih berjalan. Lima orang tersebut, ada yang satu sekolah ada yang teman bermain," kata Rudi.

Baca juga: Pelajar SMP di Cengkareng tewas diduga terjatuh dari lantai empat

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024