Jakarta (ANTARA) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Cape Town memperkuat kerja sama bidang sosial budaya dengan Afrika Selatan dengan mengelar Focus Group Discussion (FGD) on Socio-Cultural Issues di Castle of Good Hope pada Kamis (30/5).

FGD dihadiri sejumlah tokoh masyarakat seperti anggota parlemen Afrika Selatan, hakim, pelaku seni dan industri film, pengacara, general manager dan wartawan Voice of the Cape, akademisi, tokoh agama serta pengusaha.

Konjen RI di Cape Town Tudiono menyoroti kedekatan sejarah dan budaya antara Indonesia dan Afrika Selatan, demikian menurut siaran pers KJRI Cape Town di Jakarta pada Sabtu.

FGD juga diikuti delegasi Badan Pengkajian MPR RI yang sedang melakukan kunjungan ke Cape Town untuk pertemuan dengan mitra di sana dan meninjau pelaksanaan pemilu Afrika Selatan pada 29 Mei.

Delegasi MPR RI, Supriyanto, menyampaikan bahwa berdasarkan pengamatan langsung, pemilu di Afrika Selatan telah terorganisir dengan baik.

Sementara itu, pemilik sekaligus kurator Cape Heritage Museum, Ighsaan Higgins menggarisbawahi bahwa leluhur orang Afrika Selatan banyak berasal dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Higgins menekankan peran penting Islam yang dibawa pejuang dan ulama Indonesia dalam melawan kolonialisme dan beranggapan pentingnya kerja sama kedua negara di bidang seni, budaya, musik serta film.

FGD menjadi ajang untuk bertukar pandangan mengenai dinamika National Assembly dan Council of Province Afrika Selatan dan pengalaman terkait praktek terbaik dalam penyelenggaraan pemilu, mengingat kedua negara tahun ini baru saja mengelar pesta demokrasi (pemilu Indonesia pada 14 Februari dan pemilu Afrika Selatan pada 29 Mei).

Diskusi sosial budaya tersebut sengaja diselenggarakan di Castle of Good Hope, yakni benteng yang dibangun pada 1666-1679 sekaligus bangunan kolonial tertua di Cape Town. Castle of Good Hope banyak merekam jejak sejarah perjuangan bangsa Afrika Selatan melawan kolonialisme dan keterkaitan sejarah sosial-budaya dengan Indonesia.

Pada kesempatan itu, Tudiono juga menyampaikan bahwa KJRI Cape Town akan menyelenggarakan Pasar Rakyat (Indonesian Folk Market/IFM) pada 9 November dan Festival Film Indonesia pada 10 dan 11 November mendatang.

IFM pertama kali diadakan di Cape Town pada Oktober 2023 dengan menampilkan seni, budaya, kuliner, dan beragam produk Indonesia. acara tersebut mendatangkan 4.695 masyarakat Cape Town dan sekitarnya, menurut pernyataan.

Atas permintaan Pemerintah Kota Mossel Bay (400 km dari Cape Town), diadakan IFM kedua di Mossel Bay yang juga menjadi salah satu segmen peringatan 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Afrika Selatan.

Pada IFM ketiga akan dipertunjukkan tim kesenian Betawi yang akan berkolaborasi dengan grup tari EOAN Group yang dipimpin alumni Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia.

Baca juga: Afsel meriahkan 30 tahun hubungan dengan RI lewat Pasar Rakyat
Baca juga: KJRI Cape Town gelar sosialisasi tentang Berkewarganegaraan Ganda
Baca juga: Kemlu RI, KJRI Cape Town adakan rakor pelayanan dan perlindungan WNI

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2024